JAKARTA – Perum Bulog mencatat untuk pertama kalinya dalam sejarah mengglontorkan beras sebanyak 1,2 juta ton dalam operasi pasar (OP).
Program yang kini bernama Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) tersebut berlangsung nonstop sejak Januari hingga saat ini, sebagai upaya meredam gejolak harga beras di Tanah Air.
“Angka ini merupakan jumlah penyaluran Operasi Pasar beras terbesar sepanjang sejarah berdirinya Bulog. Sesuai penugasan negara dan dalam kerangka stabilisasi ekonomi yang lebih luas, Bulog akan terus menggelar operasi pasar secara masif dengan adanya tambahan stok dari beras impor,” kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di Jakarta, Kamis.
Pria yang akrab disapa Buws ini menegaskan, pihaknya sudah mengeluarkan instruksi ke seluruh jajaran bahwa program KPSH harus berjalan lancar sepanjang tahun.
Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir, karena ketersediaan beras terjamin dengan harga terjangkau meski di pasaran ada sedikit kenaikan harga.
“Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi sekarang dan kami akan terus membanjiri pasar dengan kekuatan stok CBP saat ini dimana sudah ada tambahan dari beras impor. Penyaluran operasi pasar yang dilakukan Bulog akan terus bertambah jumlahnya sampai dengan akhir tahun,” kata Buwas.
Buwas memastikan, kebijakan pemerintah untuk mengimpor beras sebesar 500 ribu ton bakal memberikan dampak untuk menahan laju kenaikan harga beras. Dengan adanya impor beras dan pasokan CBP terpenuhi, maka harga beras di pasaran dipastikan akan mengalami penurunan.
“Psikologisnya begitu kita datangkan impor ada kepastian barang, dan ketika pasar sudah mengetahui Bulog punya barang maka sangat diyakini harga aka bisa terkendali,” imbuh Buwas.
Terkait tambahan beras impor ini Budi Waseso kembali menegaskan bahwa kebijakan ini semata-ta untuk memperkuat cadangan beras nasional (CBP).
Kebijakan itu disebut Buwas tidak akan mengganggu petani yang baru akan panen tiga bulan lagi pada akhir Februari atau awal Maret 2023 nanti, karena kebutuhan stok CBP yang ditugaskan kepada Bulog cukup besar sekitar 1-1,5 juta ton.
“Di samping beras impor masuk, kami juga masih menyerap beras petani dalam negeri sampai dengan saat ini. Kemudian yang perlu kita perhatikan juga adalah stabilitas harga beras di masyarakat,” ungkap Buwas.
“Untuk itu kami akan upayakan semaksimal mungkin pelaksanaan program stabilisasi tersebut tanpa ada unsur kepentingan apapun kecuali kepentingan rakyat, terlebih ditengah situasi seperti sekarang,” tandas Buwas. lp6/mb06