
BANJARMASIN – Ketua tim satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Banjarmasin, Hj Siti Wasilah menyatakan tahun 2022, kasus kekerasan pada perempuan dan anak di Banjarmasin cenderung meningkat.
“Hingga masuk Desember, kasus kekerasan perempuan dan anak yang dilaporkan PPA meningkat dan tahun ini sebanyak 150 kasus,” ungkap Siti Wasilah, belum lama tadi.
Dari jumlah tersebut, yang membuat prihatin yakni kekerasan pada anak dan secara khusus lagi kasus kekerasan seksual pada perempuan yakni sebanyak 20 persen.
“Banyaknya kasus ini perlu perhatian kita semua, namun kami juga mengharapkan perlu dukungan juga dari semua pihak dalam menekan angka kekerasan perempuan dan anak,” tuturnya.
Istri Walikota Banjarmasin Ibnu Sina tersebut mengatakan, saat ini pihaknya juga fokus pada penanganan kasus Karin, bocah yang diekspoitasi orangtuanya berjualan dan mengemis.
“Kami telah memberikan upaya advokasi terhadap karin, namun hal tersebut belum cukup karena masih perlu dukungan semua pihak,” jelasnya.
Menurutnya, kasus Karin harus ditangani secara kongkret agar si anak yang menjadi korban eksploitasi orangtuanya tetap terlindingi. Perlu dukungan semua pihak agar dapat solusi terbaik, karenanya perlu juga ada upaya pendekatan dan pembinaan terhadap orangtuanya.
“Sejauh ini upaya pemerintah sudah sangat maksimal namun tetap kita juga harus mendukung dan saling menguatkan dalam menyelesaikan kasus ini,” jelasnya.
Dengan banyaknya kasus serta pengaruh pergaulan zaman sekarang, ia berpesan agar para orangtua juga memberikan perhatian pada anak-anaknya.
“Karena zaman sekarang dalam membesarkan anak lebih susah tantangannya. Perlu diketahui jika ada sesuatu yang tak benar atau janggal, jangan diam atau malah melakukan pembiaran yang nantinya berdampak negatif pada si anak tersebut,” pesan Siti Wasilah. via