
BANJARMASIN – Upaya mencegah dan menangkal radikalisme dan terorisme yang berpotensi terjadi di wilayah Kalimantan Selatan, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme melakukan edukasi di berbagai lapisan masyarakat.
Adapun kegiatan sepanjang tahun 2022 yang telah dilakukan FKPT Provinsi Kalimantan Selatan, dikemas dalam acara Refleksi Akhir Tahun bersama Insan Pers di Taher Square Pondok Bahari Banjarmasin, Sabtu (16/12)
Kepala FKPT Kalsel Aliansyah Mahadi didampingi pengurus lainnya menyampaikan capaian program selama tahun 2022, serta program yang telah dicanangkan untuk Tahun 2023.
“Tentunya kegiatan pencegahan ini terus berlanjut. Kita selalu akan membangun komunikasi dengan pihak kepolisian, densus, pemerintah daerah, binda, dan seluruh komponen yang ada,” katanya.
Beberapa program telah dilakukan termasuk survei, akan terus dilakukan dan ditindaklanjuti sebagai langkah pencegahan terorisme lebih masif. “Artinya program di tahun 2023 dilakukan dengan memperhatikan hasil survei yang kami laksanakan,” lanjutnya.
Ia menyebutkan, upaya yang dilakukan yakni melakukan pendekatan kepada generasi muda dengan mendatangi sekolah-sekolah, termasuk pesantren-pesantren, mahasiswa, dan tokoh pemuda untuk memberikan sosialisasi secara berkesinambungan.
Menurutnya, upaya pencegahan di titikberatkan kepada kaum generasi muda. Pasalnya potensi terpapar disebutkan mencapai 12 persen, sehingga secara nasional rakyat Indonesia yang hampir 30 juta itu, 85 persennya adalah generasi muda.
Selanjutnya, akan dilakukan upaya pencegahan termasuk penggunaan media sosial yang dinilai rentan sebagai perantara, serta langkah lain untuk membendung dan melawan konten-konten yang bisa mempengaruhi.
“Kita di FKPT juga ada Duta Damai Dunia Maya. Ini adalah salah satu cara menangkal konten-konten yang negatif di lawan dengan positif. Kemudian juga ke depannya kita melakukan literasi terhadap media sosial,” tambah Aliansyah Mahadi.
Tidak hanya kepada generasi muda, FKPT Kalsel juga nantinya akan menggandeng peran serta orangtua, termasuk tokoh pendidik yang banyak berhubungan dengan murid dan mahasiswa, dan pegiat media sosial yang telah memiliki pengikut (followers) yang banyak. ris