MARTAPURA – Ribuan jemaah dari berbagai penjuru padati acara puncak peringatan haul ke 54 KH Muhammad Sya’rani Arif, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Abah Anang Sya’rani, di kubah Kampung Melayu Tengah, Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Selasa (13/12) malam.
Bupati Banjar H Saidi Mansyur beserta wakilnya Habib Idrus Al Habsyie nampak hadir berbaur dengan para habaib, alim ulama, tokoh masyarakat dan sejumlah undangan.
Acara haul diawali dengan pembacaan surat Yasin, tahlil, kemudian lantunan syair maulid Habsyie yang semakin menambah kesakralan pelaksanaan haul.
Habib Achmad Jamal bin Thoha Baagil asal Kota Batu Malang, Jawa Timur dalam tausiahnya mengajak jemaah untuk meneladani pribadi dan jalan yang ditempuh Abah Anang Sya’rani dan kaum salihin lainnya. Menurutnya jalan yang mereka tempuh adalah jalan yang diridhoi oleh Allah SWT dan rasulnya.
“Mereka adalah pewaris nabi Muhammad SAW. Murabbi yang menunjukkan para murid jalan menuju keridhoan Allah SWT serta Rasulullah SAW,” ucapnya.
Ada beberapa hambatan yang membuat seseorang tidak bisa mengikuti jejak aulia, yakni malas menuntut ilmu, cinta dunia yang berlebih, beramal bukan karena Allah dan merasa diri paling benar.
Menurutnya, keempat hambatan ini harus dihilangkan. Untuk itu ia menyarankan para penuntut ilmu harus bisa mendapatkan guru yang benar sebagai pembimbing kejalan yang diridhoi Allah SWT.
“Selanjutnya Allah SWT dan Rasulullah harus lebih kita cintai daripada dunia dan seisinya, beramal karena Allah jangan disusupi dengan perasan ria, jadilah pribadi yang rendah hati, jangan suka membanggakan pendapat sendiri,” tutupnya.
Dalam manaqibnya yang dibacakan salah satu cucu almarhum, Ustadz Itqon bin KH Khalilurrahman, Abah Anang Sya’rani merupakan ulama ahli hadits dan ahli tafsir yang ilmu-ilmunya didapatkan ketika menimba ilmu di kota Makkah dari ulama-ulama besar, di antaranya pamannya sendiri KH Kasyful Anwar, Sayid Muhammad Amin Kutbi, Syekh Umar Hamdan, Syekh Ali bin Abdullah Al Banjari serta Syekh Bakri Syatta.
Setelah 22 tahun bermukim dan menuntut ilmu di Makkah, Abah Anang bersama sepupunya KH Syarwani Abdan pulang ke kampung halaman Martapura pada tahun 1952. Pada tahun 1959 ia ditunjuk menggantikan KH Abdul Qadir Hasan menjadi pimpinan Ponpes Darussalam periode ke 5.
Di antara muridnya yang terkenal KH Salim Ma’ruf, KH Mahfuz Amin Pemangkih serta KH Muhammad Zaini bin Abdul Gani.
Abah Anang wafat 14 Jumadil Awwal (1969M) dalam usia masih muda 55 tahun, dan dimakamkan di Kampung Melayu Tengah, Kecamatan Martapura Timur. dio