JAKARTA – Kapasitas jumlah pesawat yang saat ini belum optimal dinilai masih bisa melayani lonjakan jumlah penumpang pada periode natal 2022 dan tahun baru 2023 (Nataru).
Pemerhati penerbangan Alvin Lie menilai tak ada yang perlu dikhawatirkan pada akhir tahun nanti mengingat pada saat pelaksanaan Idulfitri yang lalu, jumlah pesawat yang melayani penumpang juga di angka yang hampir sama.
Berkaca dari pelaksanaan Idulfitri tahun lalu, tetap berjalan dengan baik.
Menurutnya, dengan jumlah pesawat yang dioperasikan oleh maskapai saat ini, operator penerbgan tinggal mengatur slot jadwal rotasi pesawat.
Selain itu, Alvin justru memperkirakan jumlah penumpang rute lintas Jawa merosot tajam karena sudah adanya alternatif transportasi via darat, Kereta Api, dan jalan tol.
“Saat ini, angkutan udara [pesawat] hanya fokus dan menjadi pasar melayani penumpang antar pulau,” terangnya, Senin.
Tak hanya itu, Alvin juga menyoroti pada saat lebaran lalu bahkan tidak ada penambahan penerbangan atau extra flight yang diajukan oleh maapai.
Untuk periode nataru yang biasanya jumlah pergerakan masyarakat juga di bawah idulfitri, dia meyakini pemerintah sudah mengantisipasi hal itu.
Dengan kondisi tersebut, dia memperkirakan harga tiket pesawat juga masih akan terkendali di sekitar Tarif Batas Atas atau TBA. “Sejauh ini kelihatan belum ada pengajuan izin untuk extra flight. Kapasitas masih memenuhi nggak ada suatu lonjakan di luar kebiasaan dan masih dibawah pergerakan idulfitri,”tekannya.
Berdasarkan perkiraan Kementerian Perhubungan, jumlah penumpang pada periode akhir tahun 2022 lebih besar dibandingkan dengan pada tahun lalu karena tidak adanya pembatasan mobilitas. Pada Nataru 2021/2022 jumlah penumpang pada masa Nataru sebesar 2,37 juta penupang, dan tahun ini diprediksi akan mencapai 3,62 juta penumpang, karena tidak ada pembatasan mobilitas pada penyelenggaraan Nataru 2022/2023.
Sementara itu, masih berdasarkan data dari jumlah pesawat yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan nasional dalam kategori serviceable sebelum pandemi atau hingga 2019 mencapai 561 pesawat dengan sertifikat AOC121, dan sebanyak 304 pesawat dengan sertifikat AOC135.
Jumlah tersebut mengalami tren penyusutan seiring dengan masa pandemi Covid-19. yang terdaftar di Kemenhub terus mengalami penurunan sebab pandemi Covid-19.
Puncaknya, pada Idulfitri yang untuk pertama kalinya diperbolehkan setelah 2 tahun pandemi, penurunan jumlah pesawat tersebut bahkan hingga 40 persen atau hanya sebanyak 336 pesawat AOC135 sebanyak 222 pesawat yang dalam kategori serviceable.
Isu kekurangan kapasitas pesawat tersebut menjadi problematik baik bagi maskapai dan penumpang karena telah berimbas kepada naiknya harga tiket pesawat secara drastis. Menjelang periode akhir tahun ini, yakni natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Kementerian Perhubungan mendata sebanyak 402 pesawat dengan serifikat AOC 121 telah masuk dalam kategori serviceable.
Sebagai informasi, AOC 121 adalah sertifikat yang diberikan kepada pesawat berkapasitas di atas 30 tempat duduk. Sedangkan AOC 135 merupakan sertifikat yang diberikan kepada pesawat berkapasitas di bawah 30 tempat duduk. bisn/mb06