JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) bakal memaksimalkan utilisasi pesawat dengan ketersediaan jumlah pesawat pada akhir tahun yang berkisar di angka 50-60 unit.
Direktur Operasi Garuda Indonesia Tumpal Manumpak menjelaskan proyeksi pertumbuhan positif trafik penumpang pada periode akhir tahun ini tentunya menjadi optimisme di tengah dampak penurunan trafik penumpang sepanjang masa pandemi yang lalu.
Maskapai pelat merah tersebut pun menyambut sinyal positif ini dengan memastikan kondisi kesiapan pesawat baik untuk spesifikasi pesawat narrow body maupun wide body yang nantinya akan dioperasikan selama periode Natal dan Tahun Baru.
Dalam hal ini Garuda menyiapkan pesawat wide body untuk digunakan di beberapa rute yang mengalami lonjakan demand seperti Pesawat Airbus 330-300, Airbus 330-900 dan Boeing 777-300 ER seiring dengan opsi melakukan penambahan jadwal penerbangan pada rute tertentu.
“Kami juga akan memaksimalkan utilisasi armada dengan ketersediaan jumlah pesawat pada akhir tahun ini mencapai di kisaran angka 50-60 pesawat. Hal ini yang ke depannya akan terus kami selaraskan dengan demand permintaan yang ada,” ujarnya,
Di sisi lain, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menegaskan pada akhir tahun ini Garuda Indonesia Group hanya mampu menambahepemilikan pesawat hingga sebanyak 100 pesawat, lebih sedikit dari target awal sebanyak 120 unit.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menuturkan saat ini baik Garuda Indonesia dan Citilink telah mengoperasikan sebanyak 80 pesawatnya.
Dengan keterlambatan sejumlah perbaikan pesawat dan pencairan dana Penyertaan Modal Negara (PMN), kedua maskapai nampaknya hanya mampu mengejar target sebanyak 100 pesawat yang bisa beroperasi hingga akhir tahun ini.
Dia mengharapkan Garuda Indonesia Group dapat mengoperasikan jumlah pesawatnya secara penuh setelah dana PMN senilai Rp7,5 triliun cair pada Desember 2022 ini. Alhasil, rencana beroperasi Garuda Group dengan jumlah pesawat paling optimal baru dapat direalisasikan pada kuartal I/2023.
“Akhir tahun ini jadinya 100 pesawat. Terlambat sedikit. Jadi total 120 unit atau secara kapasitas penuh baru bia dioperasikan pada kuartal I/2023,” ujarnya.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut Indonesia masih mengalami kekurangan pesawat yang beroperasi setelah dua tahun pandemi Covid-19.
Menurutnya, kebutuhan pesawat di dalam negeri masih sekitar 200 unit untuk bisa melayani kebutuhan transportasi masyarakat.
Oleh karena itu, Erick menyoroti pentingnya bagi maskapai nasional seperti Garuda Indonesia untuk menambah armadanya terutama untuk peneangan domestik. Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun yang dalam proses persetujuan di Komisi XI DPR dinilai bisa membantu BUMN penerbangan itu untuk bisa menambah unit pesawat yang beroperasi pada tahun depan. bisn/mb06