
JAKARTA – Ujung tombak dalam mengatasi resesi pada tahun 1998 adalah UMKM. Usaha ini tahan banting, sehingga mampu bertahan dari segala hantaman di saat itu.
Dalam menghadapi masa pandemi ini dengan dampaknya keras menghantam perekonomian nasional dan globa justru UMKM mampu juga bertahan, malah di sektor-sektor tertentu mampu meraup keuntungan dengan inovasi pemasaran secara online yang dilakukannya.
Pelaku UMKM berkisar 64,2 juta atau 99,99 persen dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Hal ini menunjukan tingkat kontribusi UMKM yang penting bagi pertumbuhan perekonomian nasional maupun pembukaan lapangan pekerjaan. Namun perkembangan UMKM berpotensi terhambat akibat munculnya potensi ancaman resesi ekonomi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan UMKM tidak diragukan lagi adalah pahlawan ekonomi Indoesia. Kontribusinya yang mencapai 61,07 persen terhadap PDB 2021.
“Kami ingin agar para UMKM semakin bersemangat, terus bertumbuh dan naik kelas dengan dukungan program digitalisasi onboarding dan pemberdayaan yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu,” ujarnya dalam acara Dialog Inspirasi Pahlawan Ekonomi, sebagai bagian dari rangkaian acara Road to Legendary Brand Festival, belum lama ini.
Ia juga berharap akan semakin banyak UMKM yang menghasilkan produk ekonomi kreatif dengan memanfaatkan sumber daya lokal dalam rangka penciptaan peluang usaha dan lapangan kerja yang seluas-luasnya untuk peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
“Brand lokal kita harus menjadi tuan rumah dinegeri sendiri. Bukan hanya bangga. Tapi dibeli dan dipakai. Your feedback itu penting,” ujarnya.
Ia menambahkan misalnya soal kualitas sepatu lokal, sepatudipakai kurang nyaman. Namun karena kita bangga dan beli, kita memberikan feedback soal sepatu itu. Kemudian feedback itu menghasilkan perbaikan. “Tidak ada alasan pakai brand lokal karena kita miliki keunggulan,” tambahnya.
Co-founder dan COO Shipper Indonesia, Budi Handoko menjelaskan masa Covid 19 Indonesia bisa bertahan saat dilanda resesi karena adanya UMKM. Mereka adalah pahlawan untuk keluarga mereka dan untuk Indonesia. “Pandemi sudah lewat, UMKM stagnan. Padahal bisa growing ke level lebih lagi,” ujarnya.
Ia menambahkan Indonesia banyak brand legendaris. Mereka juga pahlawan, dengan adanya brand legendaris perekonomian Indonesia secara keseluruhan di topang juga.
Founder & CEO Urban Sneaker Society (USS) Networks, Sayed Muhammad mengatakan sangat banyak brand lokal masih menjadi side job, bukan yang utama. Jadi mereka belum mencapai full potensialnya.
Menurutnya UMKM mampu bertahan menghadapi resesi ekonomi dengan dua hal yaitu pandai melihat opportunity (peluang) dan kolaborasi. Pada saat pandemi Covid 19, menurutnya ada UMKM yang mampu bertahan, namun ada juga yang terpuruk.
Mereka yang terpuruk ini dipicu oleh rasa takut. Resesi ekonomi membuat mereka tidak berani produksi. Padahal faktanya konsumsi masyarakat tidak berkurang. Misalnya brand beauty, ada produsen yang beranggapan tidak akan laku karena banyak orang tidak keluar rumah. Namun ternyata justru brand beauty lagi naik daun.
“Sebenarnya memang harus jangan hanya berasumsi, tapi benar-benar melihat peluang melihat data. Bergerak keluar mencari data,” ujarnya. lp6/mb06