
PELAIHARI – Musik kurung-kurung adalah salah satu musik tradisional yang dimainkan secara berkelompok dan dimainkan dengan cara dihentak ke tanah.
Alat musik ini terbuat dari bahan bambu yang diikat dengan rotan (paikat). Adapun istilah bagian dari satu bilah alat musik ini terdiri dari kikil, ilai, butuh itik, supakan, sumpal, giliran dan suai.
Dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Laut Zainal Abidin melalui Kabid Pembinaan ST Asiyah setiap alat musik kurung-kurung dalam satu kelompok memiliki istilah nama bunyi yang berbeda-beda.
Menurutnya tari kurung-kurung yang miliki Kabupaten Tanah Laut sudah permah diikutkan dalam perlombaan karena termasuk budaya yang dimiliki Kabupaten Tanah Laut. “Kita berharap tari atau musik kurung-kurung ini dapat dikembangkan dan dilestarikan,” ujarnya.
Tari kurung-kurung biasanya paling sedikit dimainkan lima orang, dan dari lima ini ada yang bunyinya, pirtua, pindua randung, pindua randah, tinti dan tangkup.
Selain itu pihaknya juga berencana akan mengembangkan kesenian wayang kulit banjar. “Saat ini wayang kulit jawa sangat diminati di wilayah Kabupaten Tanah Laut, namun kita juga akan mencoba mengembangkan kesenian wayang kulit banjar,” katanya.
Menurut Asiyah, untuk wayang kulit jawa yang ada di Pelaihari sudah memiliki paguyuban, maka mudah ditemukan atau dicari. “Untuk tahun 2023 kita akan kembangkan pula wayang kulit dari Banjarmasin, karena warga Tanah Laut ini suka sekali dengan wayang,”jelas St Asiyah.ris/mb06