BANJARMASIN – Pemko Banjarmasin gencar membikin kampung bermain demi mewujudkan kota ramah anak. Kampung bermain juga diharapkan bisa menangkal kecanduan anak terhadap gadget (gawai).
Sebelumnya pada Sabtu (16/11), Kampung Bermain Pekapuran di Jalan Pekapuran Laut B, Gang Hamparaya, Banjarmasin Tengah diresmikan oleh Wakil Walikota Arifin Noor.
Kampung bermain ini merupakan program kolaborasi antara pemerintah kota dengan Komite Olahraga Rekreaksi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kota Banjarmasin. Menariknya, dalam APBD 2022 lalu, dikucurkan dana sedikitnya Rp 50,5 miliar untuk menggolkan program kampung bermain. Target awal 20 kampung bermain berdiri di Kota Banjarmasin.
Di kampung bermain ini disediakan permainan tradisional yang bisa diakrabi anak-anak generasi sekarang, seperti balogo, terompah, egrang, hadang (asinan), ketapel, silat budaya, panco, barongsai, sepatu roda, panahan dan lainnya.
Kini, giliran Kampung Bermain Gang Pendamai 22 di RT 09 RW 01, Kelurahan Telawang, Banjarmasin Barat di Jalan Teluk Tiram Darat, diresmikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Banjarmasin Iwan Fitriady, Minggu (27/11).
Bahkan, Iwan Fitriady pun memberi bantuan berupa speaker aktif (pengeras suara) yang bisa dipakai pengelola Kampung Bermain Gang Pendamai 22.
“Kampung Bermain Gang Pendamai 22 ini merupakan kampung bermain ke-21 yang ada di Kota Banjarmasin. Kami menargetkan di 52 kelurahan yang ada bisa didirikan kampung bermain,” ucap Iwan Fitriady kepada awak media, Minggu, seperti dikutip jejakrekam.com.
Dia berharap kehadiran kampung bermain ini bisa menjadi wahana interaksi sosial khususnya bagi anak-anak untuk kembali menggeluti permainan tradisional, sehingga bisa mengurangi kecanduan bermain game online di handphone.
Sementara, pendiri Kampung Bermain Gang Pendamai 22, Zainal Abidin mengungkapkan di wahana yang disediakan dalam gang kecil itu beraneka ragam permainan tradisional bagi anak-anak.
Dia menceritakan kampung bermain ini telah diinisiasi sejak tahun 2016, ketika anak-anak tak lagi akrab dengan permainan tradisional yang jauh lebih mendidik.
Ketua KORMI Kota Banjarmasin Hj Uzlah berharap kampung bermain tidak hanya hadir di 21 kelurahan, tapi menyentuh semua kelurahan yang ada. “Jadi, anak-anak bisa kembali bermain dengan permainan tradisional, tidak lagi kecanduan game online,” ucap Uzlah. jjr