CIANJUR – Sejumlah korban gempa Cianjur di Kampung Rawa Cina, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur terpaksa mengungsi di area pemakaman umum.
Dede Nuryati, selaku ketua RT setempat, bercerita bahwa lokasi itu memang sengaja dipilih lantaran tidak ada lagi lahan kosong di sekitar area yang dapat dijadikan tempat pengungsian.
Berdasarkan pantauan cnnindonesia.com, di sekitar lokasi pengungsian itu memang tidak ada lagi lokasi yang memadai untuk ditinggali sementara. Sedangkan mayoritas rumah penduduk di sana mengalami kerusakan yang cukup berat dan tak lagi bisa dihuni.
Atas dasar itulah, kata dia, warga secara mandiri langsung mendirikan tenda darurat di atas tanah pemakaman.
“Tidak ada lahan lagi, kecuali ini tempat pemakaman. Kalau mau di pinggir jalan, sebelahan sama jurang. Justru takut kalau ada gempa atau hujan besar,” ujarnya saat ditemui cnnindonesia.com, Minggu (27/11).
Dede bersama sekitar 100 pengungsi lainnya terlihat saling berbagi, mengisi setiap sudut pemakaman. Tidak jarang nisan-nisan terlihat di dalam tenda pengungsi warga Kampung Rawa Cina.
Selain dipenuhi oleh pengungsi, area tersebut juga jadi tempat pemakaman korban tewas akibat gempa Cianjur beberapa waktu lalu.
Menurut Dede, kurang lebih ada belasan warga yang telah dikebumikan pasca-gempa tersebut.
Dede sendiri mengaku takut harus bermukim sementara di atas area pemakaman. Namun, terbatasnya lokasi dan masih banyaknya gempa susulan membuat Dede dan para pengungsi lainnya tak punya opsi lain untuk bertahan.
“Takut ya takut, tapi mau bagaimana lagi, dijalani saja,” tuturnya.
Saat ini, bantuan-bantuan logistik juga sudah mulai berdatangan ketimbang hari-hari sebelumnya. Fasilitas sanitasi untuk mandi cuci kakus juga telah disediakan.
Dede berharap kondisi bencana ini dapat segera berlalu dan masyarakat setempat dapat kembali memulai hidupnya lagi.
Sementara, jumlah korban jiwa akibat gempa yang mengguncang wilayah Cianjur, Jawa Barat bertambah menjadi 321 orang, sebagaimana diumumkan oleh Kepala BNPB Suharyanto dalam konferensi pers, Minggu (27/11).
Angka itu bertambah lantaran tim gabungan menemukan tiga jenazah baru.
“Terkait dengan pencairan dan pertolongan korbanhari ini ditemukantiga jenazah, sehingga di catatan kita semua berartidengantiga temuan ini yang meninggal jadi 321 orang,” kata Suharyanto.
Usai tiga jenazah ditemukan, maka korban hilang yang masih tercatat 11 orang. Tim gabungan masih terus melakukan pencarian.
Suharyanto mengatakan sejauh ini juga masih ada 108 warga yang dirawat akibat menderita luka berat.
Mengenai pengungsian, Suharyanto menyebut sejauh ini ada 352 titik. Kemudian juga ada 142 titik pengungsian mandiri yang didirikan masyarakat.
“Artinya masyarakat yang mendirikan pengungsian di dekat rumah masing-masing dengan jumlah di bawah 25 orang,” ucap dia.
Gempa mengguncang wilayah Cianjur, Jawa Barat dengan kekuatan magnitudo 5,6 pada 21 November lalu. Gempa terjadi sekitar pukul 13.21 WIB.
Gempa berpusat di kedalaman 10 kilometer, dengan koordinat 6,84 Lintang Selatan -107.05 Bujur Timur.
Untuk kerugian materiil, sebanyak 58.09 rumah rusak dengan rincian 20.367 rumah rusak ringan, 12.496 rusak sedang, dan 25.186 rusak berat.
Kemudian, tercatat ada 363 sekolah yang rusak. Begitu pula 144 tempat ibadah, 3 fasilitas kesehatan, dan 16 gedung kantor. web