Jakarta – Pelatih Wales Robert Page mengecam FIFA yang mengancam menghukum pemain jika mengenakan ban kapten pelangi untuk kampanye LGBT di Piala Dunia 2022.
Wales termasuk satu dari tujuh negara yang berkomitmen untuk mengenakan ban kapten pelangi. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan solidaritas dengan komunitas LGBT+. Namun dukungan dengan memakai ban kapten pelangi itu urung dilakukan setelah FIFA mengumumkan setiap pemain yang memakai simbol tersebut akan dijatuhi hukuman.
Alhasil kapten tim Wales, Gareth Bale urung memakai ban kapten pelangi di laga melawan Amerika Serikat pada Selasa (22/11) dini hari WIB, yang dikutip cnnindonesia.com
. Sebagai gantinya mantan pemain Real Madrid itu memakai ban kapten yang bertuliskan ‘tidak ada diskriminasi’ seperti yang dipakai kapten tim negara lain di Piala Dunia 2022.
Page lantas menumpahkan kemarahannya jelang laga melawan AS kepada ITV seperti dilansir dari Metro. Juru racik formasi Wales itu tidak senang dengan tindakan FIFA selaku otoritas tertinggi sepak bola di dunia.
“Kami tidak senang, tentu saja tidak. [Keputusan itu] sudah dibuat sangat terlambat sekarang menjelang pertandingan, sehingga itu berada di luar kendali kami. Tidak ada yang bisa kami lakukan,” ujarnya.
“Saya tidak akan mengambil risiko membiarkan Gareth Bale masuk ke lapangan sudah mendapat kartu kuning. Ini gila,” ia melanjutkan.
Selain melarang pemakaian ban kapten pelangi, FIFA juga memaksa timnas Belgia untuk mengganti desain jersey tandang mereka berkaitan dengan LGBT.
FIFA meminta Federasi Sepak Bola Belgia (RBFA) melakukannya karena desain dan di bagian leher belakang jersey De Rode Duivels terdapat tulisan ‘One Love. Gambar pelangi itu dimaksudkan sebagai lambang dari nilai-nilai bersama, keragaman, dan inklusivitas.web
