BANJARMASIN – Mantan Ketua Nahdhatul Ulama (NU) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) H Tabrani Basri mengingatkan kaum Muslim agar jangan meninggalkan shalat dan berburuk sangka.
“Karena shalat induk dari doa dan berburuk sangka bisa menghalangi doa,” ujarnya dalam tausyiah di Masjid Assa’adah Kompleks Beruntung Jaya Banjarmasin, usai Shalat Subuh Ahad.
Sebagai contoh dari sejak membaca doa ‘iftitah hingga salam/akhir shalat sarat dengan doa, lanjut pensiunan Dosen Agama Islam Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu.
Namun dia mengingatkan pula agar benar melakukan shalat, tidak cuma sekedar mengerjakan untuk menjatuhkan kewajiban.
“Salah satu yang terlupakan ketika mau melaksanakan shalat terlihat dahulu beristighfar – meminta keampunan Allah SWT.
Mengenai buruk sangka, menurut dia, hal tersebut tampak ringan, tapi berakibat beban berat seperti segala doa dan pinta tak Allah kabulkan.
“Sebab sakwasangka atau praduga buruk adalah dosa, dan kalau dosa terhadap sesama manusia sulit Allah kan mengampuni,” ujar mantan sang dosen berusia lebih 80 tahun itu, tapi aktif mengisi pengajian.
Terkait prasangka buruk, dia mengutip cerita Nabi Musa as yang setiap pinta selalu Allah kabulkan, tapi ada sesekali tidak Allah penuhi.
“Ketika itu terjadi musim kemarau panjang, kemudian Nabi Musa bersama kaumnya berdoa minta hujan. Tapi tak Allah kabulkan,” kutipnya.
“Nabi Musa pun bertanya kepada Allah, kenapa tidak mengabulkan doa mereka. Allah pun menjawab, karena di antara kaum yang berdoa tersebut ada di antaranya yang melakukan prasangka buruk, lanjutnya mengutip hadist Rasulullah Muhammad Saw.
Oleh karena itu kalau doa mau Allah kabulkan janganlah berprasangka buruk atau menuduh yang bukan-bukan kepada orang lain, terlebih menyebarluaskannya, demikian Tabrani Basri. ant