Selasa, Agustus 26, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Makanan Tinggi Garam Berkontribusi Tingkatkan Stres

by matabanua
20 November 2022
in Mozaik
0
D:\2022\November 2022\21 November 2022\11\Halaman 1-11 Senin\makanan.jpg
(Foto:mb/web)

Pola makan yang mengandung banyak garam dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat stres, menurut sebuah studi baru. Para ilmuwan menemukan dalam penelitian pada tikus bahwa diet tinggi garam meningkatkan kadar hormon stres hingga 75 persen.

Para ahli berharap temuan ini akan mendorong peninjauan kembali kebijakan kesehatan masyarakat seputar konsumsi garam, dengan maksud agar produsen mengurangi jumlah garam dalam makanan olahan. Asupan garam yang direkomendasikan untuk orang dewasa adalah kurang dari enam gram sehari, tetapi kebanyakan orang secara teratur makan sekitar sembilan gram.

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\25 Agustus 2025\11\Halaman 1-11 Selasa\hindari.jpg

Hindari 5 Kebiasaan Ini di Pagi Hari, Bisa Merusak Jantung

25 Agustus 2025
D:\2025\Agustus 2025\25 Agustus 2025\11\Halaman 1-11 Selasa\catat.jpg

Catat, Penderita Asam Urat Dianjurkan Hindari Makan 5 Sayuran Ini

25 Agustus 2025
Load More

Stres emosional yang berulang pada tikus memicu gejala seperti sindrom iritasi usus besar. Intervensi nutrisi yang menargetkan proses oksidatif utama dapat meningkatkan motivasi, berkontribusi pada tekanan darah tinggi, yang meningkatkan risiko serangan jantung, strok, hingga demensia vaskular.

Sementara efek pada jantung dan sistem peredaran darah telah diketahui dengan baik. Namun, hanya sedikit informasi tentang dampak diet tinggi garam pada perilaku seseorang.

Untuk mempelajarinya, para ahli dari University of Edinburgh menggunakan tikus, yang biasanya memiliki diet rendah garam, dan memberikan makanan tinggi garam untuk mencerminkan asupan khas manusia.

Peneliti menemukan bahwa kadar hormon stres saat istirahat tidak hanya meningkat, tetapi respons hormon tikus terhadap tekanan lingkungan dua kali lipat dari tikus yang memiliki pola makan normal. Asupan garam meningkatkan aktivitas gen yang menghasilkan protein di otak dan mengontrol tubuh merespons stres.

Para ahli mengatakan penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk memahami asupan garam yang tinggi menyebabkan perubahan perilaku lain seperti kecemasan dan agresi. Studi ini dipublikasikan di Penelitian Kardiovaskular, didanai oleh British Heart Foundation dan Kidney Research UK.

Matthew Bailey, Profesor Fisiologi Ginjal di Pusat Ilmu Kardiovaskular Universitas of Edinburgh, mengatakan seseorang adalah apa yang dia makan dan memahami makanan tinggi garam demi mengubah kesehatan mental merupakan langkah penting untuk meningkatkan kesejahteraan.

“Kita tahu bahwa makan terlalu banyak garam merusak jantung, pembuluh darah, dan ginjal kita. Studi ini sekarang memberi tahu kita bahwa garam yang tinggi dalam makanan kita juga mengubah cara otak kita menangani stres,” kata Bailey, seperti dikutip dari news-medical.net. rep

 

Tags: GaramMatthew BaileyProfesor Fisiologi Ginjal
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA