
JAKARTA – Jubir Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkap adanya banyak godaan yang ditawarkan berbagai pihak, yang meminta agar partainya tidak berkoalisi dengan NasDem dan PKS untuk mengusung Anies Baswedan. Ia menyebut tawaran termasuk posisi bergabung ke dalam pemerintahan, dan dijanjikan kursi menteri.
“Bermacam-macam (termasuk posisi menteri). Namanya teman sama teman. Kalau diskusi dan bicara, punya harapan kami bergabung, menawarkan ini itu, ya wajar-wajar saja. Godaan itu wajar datang. Namanya juga orang usaha,” kata saat dihubungi, Selasa (15/11), seperti dikutip detik.com.
Herzaky menyebut, pihaknya tidak pernah tergoda dengan tawaran itu. Dia menegaskan Demokrat akan fokus dan konsisten bersama NasDem dan PKS.
“Kami tetap teguh tak tergoda. Kami fokus dan konsisten bersama teman-teman NasDem dan PKS merintis koalisi perubahan. Bersama rakyat memperjuangkan perubahan dan perbaikan,” ucapnya.
“Karena ada harapan yang begitu kuat kepada kami, untuk bisa mewujudkan perubahan dan perbaikan di negeri ini. Agar ekonomi bisa segera pulih, demokrasi semakin membaik, penegakan hukum dan keadilan berlaku sama untuk semua,” lanjut dia.
Herzaky pun tetap mengapresiasi tawaran dan ajakan untuk bergabung ke dalam pemerintahan. Namun dia menyebut tak hanya tawaran yang masuk, melainkan ancaman dan serangan juga turut diterima Demokrat.
“Masih kami apresiasi teman-teman datang, mengajak bergabung, memberikan beberapa opsi tawaran-tawaran. Daripada ada yang merasa paling berkuasa, lupa kalau ada Yang Maha Kuasa, dan ada rakyat yang siap melawan kesewenang-wenangan. Pakai ancam ini itu. Serang ini itu. Tapi, tidak perlu kami bahas dan ungkap ke publik,” katanya.
“Karena timnya sudah menunggu untuk menyerang kami dengan framing playing victim dan sebagainya. Standar banget lah serangan-serangan murahan ala buzzer rendahan di dunia maya,” tambahnya.
Tak Ambil Pusing
Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (BPOKK) Partai Demokrat Herman Khaeron tak ambil pusing soal sindiran Ketua DPP PDIP Sa’id Abdullah soal pertemuan Anies Baswedan dengan Walikota Solo Gibran Rakabuming.
Herman menilai sindiran Sa’id kepada Anies terlalu subjektif. Menurut dia, pernyataan Sa’id justru hanya akan memperlebar jurang polarisasi di tengah masyarakat.
“Jadi selama subjektif bicaranya, sektarian, itu memecah belah bangsa. Justru kita harusnya bicara itu baik. Itu baik untuk mencairkan suasana,” kata dia di kompleks parlemen, Selasa (15/11), seperti dikutip cnnindonesia.com.
Anggota Komisi VI DPR itu juga mengkritik Sa’id yang menyebut Anies tak memiliki prestasi selama menjadi Gubernur DKI Jakarta. Menurut Herman, Sa’id tak melihat fakta capaian Anies selama menjadi gubernur.
Menurut dia, Anies berhenti secara husnul khatimah atau selesai dengan baik sebagai gubernur. Herman pun menyinggung balik kepemimpinan Presiden Joko Widodo selaku kader PDIP.
Menurutnya, meski memiliki banyak capaian, namun tetap memiliki kekurangan. Begitu pula dengan Anies. Dia bilang setiap pemimpin atau pemerintahan pasti memiliki kekurangan.
“Artinya nggak boleh juga, kemudian secara, ya seperti kami melihat Pak Jokowi banyak berhasilnya, meski banyak masalah bangsa yang harus diselesaikan,” katanya.
Herman tak menampik kunjungan Anies ke beberapa daerah beberapa waktu terakhir, termasuk ke Solo menjadi bagian untuk menarik simpati masyarakat.
Toh, kata dia, Anies telah menjadi calon presiden dari Partai NasDem. Menurut dia, kunjungan Anies sekaligus untuk menerima masukan masyarakat. Di sisi lain, kunjungan tersebut juga baik untuk mencairkan suasana dari polarisasi yang terus berlangsung di tengah masyarakat selama ini.
“Terlepas strategi ada ruang yang dibangun Anies untuk mendapatkan feedback dari masyarakat. Kan dia sudah jadi capres NasDem, meski belum deklarasi bersama,” katanya.
Ketua DPP PDIP Sa’id Abdullah sebelumnya menuding Anies hanya mencari keuntungan politik di balik langkahnya menemui Gibran. Dia bilang Anies juga hendak memecah belah PDIP dengan menarik Gibran ke Jakarta.
“Untuk kepentingan dirinya, tidak ada hubungannya dengan Gibran. Itu hanya cari keuntungan politik saja Anies,” kata Sa’id di kompleks parlemen, Selasa (15/11). web