Tanggal kedaluwarsa mencerminkan kesegaran flouride yang berperan mencegah gigi berlubang karena seiring waktu, fluoride terdegradasi dan menjadi kurang efektif, menurut pakar kesehatan Marina Gonchar, DMD yang juga pendiri Skin to Smile.
“Pasta gigi biasanya memiliki masa simpan dua tahun” dari tanggal pembuatannya,” kata dia seperti disiarkan Livestrong beberapa waktu lalu.
Dengan begitu, menyikat dengan pasta gigi lama bisa berisiko lebih besar menempatkan seseorang terkena gigi berlubang. Salah satu bahan aktif dalam pasta gigi yakni fluoride menjadi kurang aktif secara signifikan setelah kedaluwarsa.
Fluoride memperkuat email atau permukaan luar gigi, membuatnya lebih terlindungi dari serangan asam yang memicu kerusakan gigi, menurut American Dental Association (ADA).
Selain itu, setelah pasta gigi kedaluwarsa, maka ada risiko terdapat jamur dan bakteri tumbuh, Selain kotor, mikroba ini juga bisa mengganggu mulut.
“Mereka dapat mengganggu flora mulut, yang menyebabkan peningkatan risiko pembentukan rongga dan peradangan gingiva atau gusi,” kata Gonchar.
Lebih lanjut, bahan-bahan tertentu dalam pasta gigi cenderung kehilangan kualitasnya seiring waktu dan ini merusak rasa segar mintnya. Pasta juga bisa menjadi kering.
Jadi, menyikat gigi dengan pasta gigi kedaluwarsa tentu tidak ideal, tetapi juga bukan skenario terburuk. Menurut Gonchar, menggunakan pasta lama dalam keadaan darurat tidak akan membahayakan gigi selama tidak lebih dari satu tahun atau lebih dari tanggal kedaluwarsa.
Jika tanggal kedaluwarsa pada tabung lebih dari satu tahun, maka buang pasta gigi ke tempat sampah.
Pasta gigi sangat penting untuk kesehatan gigi yakni penghilangan plak dan kotoran secara mekanis, melalui gesekan dan gerakan menyikat gigi dan flossing.
“Sejauh ini merupakan cara paling efektif untuk mencegah gigi berlubang,” tutur Gonchar.ant/ron