Rabu, Juli 2, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Minyak Makan Merah Lebih Unggul

by matabanua
9 November 2022
in Ekonomi & Bisnis
0
D:\2022\November 2022\10 November 2022\7\7\mster 7.jpg
MINYAK MAKAN MERAH – Inilah minyak makan merah dibanderol seharga Rp 9.000 – Rp 12.000 per liter. Minyak ini mengandung banyak nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh dibanding minyak goreng biasanya karena mempunyai kandungan Pro vitamin a, vitamin e, fitosterol, squalene, beta karoten, tokotrienol hampir tidak dimiliki minyak nabati manapun di dunia.(Foto: mb/web)

 

JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM sedang membangun pabrik minyak makan merah di 3 lokasi yang berada di Sumatera Utara. Pembangunan pabrik tersebut ditargetkan akan selesai pada Januari 2023.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\7\7\hal 7 - 2 klm (KIRI).jpg

Trio Motor Kumpulkan Komunitas Pecinta Honda

1 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\2 Juli 2025\7\7\master 7.jpg

Beras SPHP Mulai Digelontorkan

1 Juli 2025
Load More

Rencananya setelah pembangunan selesai, maka produksi akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitar pabrik. Adapun 3 lokasi yang dimaksud, diantaranya di Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Asahan, dan Kabupaten Langkat.

Harga jual minyak makan merah akan dibanderol Rp 9.000 – Rp 12.000 per liter. Penentuan harga ini berdasarkan jarak pabrik dengan hutan kelapa sawit sangat dekat, sehingga biaya logistik atau transportasi dapat ditekan.

“Terkait harga kisarannya sekitar Rp 9-12 ribu, artinya kalau didasarkan lebih jauh lebih murah kan minyak goreng masih ada subsidi, sehingga kita harapkan jadi pilihan bagi masyarakat nanti karena bisa dijangkau dengan harga yang relatif murah,” kata Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi dalam Konferensi Pers Minyak Makan Merah.

Lantas apakah Minyak makan merahini aman dikonsumsi?

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) telah menerima Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) minyak makan merah oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dengan Nomor SNI 9098 tahun 2022. Artinya, minyak makan merah dipastikan aman dikonsumsi.

Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Hilirisasi PPKS Frisda Rimbun Pandjaitan, menjelaskan, minyak makan merah mengandung banyak nutrisi yang baik untuk Kesehatan tubuh dibanding minyak goreng biasanya.

“Kalau kita tahu minyak CPO itu warnanya merah, merah ini indikator dari kandungan nutrisinya sangat banyak. Beberapa yang bisa saya sebutkan kandungan yang merah itu Pro vitamin a, vitamin e, fitosterol, squalene, beta karoten, tokotrienol hampir tidak dimiliki minyak nabati manapun di dunia,” ujar Frisda.

Lebih dari itu, Frisda menekankan, minyak makan merah ini akan menolong Indonesia untuk memperbaiki gizi terutama untuk balita. Dia mengklaim minyak makan merah ini bisa mencegah terjadinya stunting pada anak.

“Minyak makan merah jadi suplemen pratanata gizi untuk stunting yaitu tumbuh kembang yang tidak baik dengan memberikan vit A. Kan biasanya diimpor dari luar negeri. Ketika sudah masuk ke dalam tubuh (Minyak makan mentah) bisa menjadi vit A maka kita tidak perlu mengimpor lagi,” ungkap Frisda.

Selain manfaat untuk kesehatan, dengan adanya minyak makan merah ini bisa mengangkat ekonomi petani kecil kelapa sawit. Disisi lain, juga turut mengangkat kembali Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia. Dimana selumnya, Indonesia selalu dinilai tidak mampu memproduksi minyak makan yang sehat.

“Kenapa disebut minyak makan merah, karena banyak manfaatnya, dipakai menggoreng, ditumis, dimakan langsung bisa. Karena begitu banyaknya potensi. Mudah-mudahan dengan program ini selain kita mengangkat petani kecil dan mereka punya bonus margin. Tapi kita juga kembali mengangkat Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia, dimana selalu dikategorikan produksi yang tak sehat,” pungkasnya.lp6/mb06

 

Tags: Frisda Rimbun PandjaitanKementerian KoperasiMinyak MakanPeneliti Hilirisasi PPKSUKM
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA