BANJARMASIN – Kerugian akibat bencana baik bencana alam maupun sosial, yang didominasi kebakaran pemukiman penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan hingga 31 Oktober 2022 ditaksir mencapai Rp 44,865 miliar.
Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel H Achmadi, Selasa (8/11), menyebutkan, kerugian bencana sekitar Rp 44,865 miliar itu terdiri atas bencana sosial mencapai Rp 39,605 miliar, dan bencana alam Rp 5,260 miliar.
Madi –sapaan akrabnya—mengatakan, dari kerugian bencana sosial yakni kebakaran pemukiman penduduk di Kalsel hingga Okotber 2022 sebesar Rp39,605 miliar itu, terbesar dialami Kota Banjarmasin mencapai Rp 10,660 miliar.
Selain itu, Kabupaten Banjar sekitar Rp 4,670 miliar, Tabalong Rp 3,560 miliar, Hulu Sungai Tengah (HST) sekitar Rp 3,375 miliar, Balangan Rp 3,210 miliar, dan Hulu Sungai Utara (HSU) Rp 3,1 miliar.
Selanjutnya, Kabupaten Barito Kuala (Batola) Rp 2,420 miliar, Kota Banjarbaru Rp 2,050 miliar, Kabupaten Kotabaru ditaksir Rp 1,675 miliar, Tanah Bumbu (Tanbu) Rp 1,625 miliar, dan Tanah Laut (Tala) Rp 1,140 miliar.
Di samping itu, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) ditaksir mencapai Rp 1,110 miliar, serta Tapin ditaksir sekitar Rp 1.010 miliar.
Ditanya frekuensi bencana sosial di Kalsel, menurutnya hingga 31 Oktober telah terjadi 182 kali bencana kebakaran, terbanyak di Kota Banjarmasin 44 kali, disusul Kabupaten Banjar sebanyak 24 kali.
Kemudian, Kabupaten HST tercatat 17 kali, Tabalong dan Batola tercatat masing-masing 16 kali, Kota Banjarbaru 12 kali, Kabupaten HSS dan Balangan masing-masing sembilan kali.
Selanjutnya, Kabupaten HSU, Tanah Laut, dan Kotabaru masing-masing delapan kali, Tapin tujuh kali, dan Tanbu empat kali.
Akibat bencana kebakaran pemukiman penduduk di Kalsel itu, sebanyak 443 kepala keluarga (KK) atau 1.470 jiwa kehilangan tempat tinggal, dan dua orang meninggal dunia di Kota Banjarmasin dan Kabupaten HSS.
Akibat kebakaran pemukiman penduduk itu juga menyebabkan 332 buah rumah penduduk mengalami rusak total, 20 buah rumah rusak berat, dan 75 buah rumah rusak ringan.
Madi menambahkan, hingga 31 Oktober telah terjadi 63 kali bencana alam di Kalsel meliputi 37 kali bencana banjir, 20 kali angin ribut atau puting beliung, dan enam kali tanah longsor.
Akibat bencana alam di Kalsel tersebut, menyebabkan 22.532 KK atau 77.479 jiwa terdampak, dan 10 orang korban meninggal dunia yakni tujuh orang di Kabupaten Kotabaru, dua orang di HST, dan satu orang di Kabupaten HSS serta lima luka-luka.
Selain itu, juga mengakibatkan 43 buah rumah penduduk mengalami kerusakan berat, 73 buah rumah rusak sedang, dan 153 buah rumah rusak ringan.
Ia pun mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana baik bencana alam maupun sosial, untuk meningkatkan kewaspadaan guna meminimalisir resiko akibat bencana tersebut. ani