Oleh: Zubaidah (Pemerhati Sosial dari Batola)
Mirisnya melihat kondisi generasi muda sekarang yang semakin jauh dari nilai nilai agama dan budaya luhur yang menjadi identitas bangsa ini sejak zaman dulu. Dulu sewaktu saya kecil, Indonesia dikenal dengan keramahtamahannya, kesopanannya dan berbagai adab yang mencerminkan keluhuran budi seseorang. Tetapi sekarang menurut pengamatan saya semua hal tersebut menjadi luntur. Berbagai adab dan etika sudah menguap menjadi nilai tak bermakna dalam jilid kertas . seberapa keras para pendidik berjuang membumikannya, semakin keras pula tamparan arus budaya luar yang menghancurkan norma tersebut mendera.
Pernah dengar ada seorang anak membunuh orang tuanya sendiri? Pernah dengar anak menggugat orang tuanya tentang harta warisan? Pernahkah mendengar seorang ibu mengutuk anak dan tidak merelakan air susunya yang sudah menjadi darah daging spembentuk tubuh si anak? Pernahkah dengar orang tua membunuh anak hanya karena suka mengompol? Atau pernah dengan cerita tentang seorang guru melecehkan muridnya atau sebaliknya seorang murid melecehkan gurunya? Saya piker dulu itu semua hanyalah cerita dongeng berjudul malin kundang si anak durhaka, tetapi sekarang setiap detik semua cerita itu ternyata nyata.
Apa yang menyebabkan semua bisa terjadi?
Sebenarnya kompleksitas masalah meliputi banyak faktor. Hal utama adalah karena keberkahan yang diturunkan Allah swt telah ditarik sedemikian rupa sehingga tidak lagi bumi menjadi tempat untuk memanen berkah tersebut. Jika lah tidak karena sifat pengasih Allah Tuhan semesta Alam. Maka sesungguhnya bisa jadi sudahlah ditimpakan bencana hingga memusnahkan ummat manusia keseluruhan.
Kenapa keberkahan bisa dicabut? Hal yang utama adalah karena pembangkangan ummat manusia ini kepada perintah dan larangan Allah Swt. Bukankah Allah swt Berfirman “ Jikalau sekiranya penduduk negeri negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan ayat ayat kami, maka kami siksa mereka karena perbuatannya. (Al A’raf 96)
Salah satu sebab tercabutnya berkah adalah karena adanya pembiaran terhadap generasi muda yang akan melahirkan dan meneruskan generasi generasi baru. Para generasi dibiarkan begitu saja memilih jalan hidupnya tanpa ada pedoman dan bimbingan dari negara. Bahkan terkesan pendidikan yang dijalankan oleh negara tidak bisa dipakai oleh para generasi muda setelah mereka terjun kelapangan kehidupan nyata. Salah satu norma yang diajarkan disekolah misalkan kejujuran menjadi tidak berlaku maksimal karena fakta dilapangan banyak ketidak jujuran yang diajarkan secara faktual bahkan tersistimatis sehingga memunculkan generasi yang bingung.. Tidak jujur salah, mau jujur merugikan secara materi hingga membuatnya harus mengambil sikap tidak jujur. Ini baru salah satu nilai norma, belum lagi norma norma yang lainnya.
Bisakah diselesaikan masalah ini?
Tentu bisa, karena masalahnya ada pada manusia, maka seharusnya solusi yang diambil tentu pada pembuat manusia, pencipta manusia. Maka sudah saatnya mata telinga hati pikiran dan semua panca indera manusia digunakan untuk memahami arahan pedoman dari sang Pencipta manusia. Dan sungguh satu satunya islam menjadi solusi untuk hal tersebut. Karena terbukti jika islam difahami dengan benar dengan hati bersih dan kepala yang dingin maka akan terlihat benang merah diantara benang benang kusut tersebut.
Untuk menciptakan generasi yang cemerlang maka perlu dimulai dari yang terbawah yaitu pribadi pribadi yang taqwa yang melahirkan generasi yang taqwa. Pola pendidikan yang diterapkan disesuaikan dengan keperluan pribadi tersebut dilapangan kehidupan. Sehingga diperlukan kurikulum pendidikan yang terarah dan tidak berubah ubah kecuali pada masalah teknis saja. Memang memerlukan waktu yang cukup lama karena mendidik satu generasi baru yang baik dan cemerlang tidaklah mudah. Terutama harus disiapkan para pendidik yang memahami kurikulum yang hendak diterpkan dan tujuan dari pendidikan yang ingin dicapai sehingga tercipta generasi baru yang lebih taqwa dan berintelektual serta memiliki keahlian dalam bidang masing masing.
Selain itu ada yang harus dibangun dari lingkungan masyarakat yang mendukung terjadinya perubahan kea rah terbentuknya generasi cemerlang tadi. Jika masyarakat apatis maka yang terjadi adalah terciptanya lingkungan yang akan mempengaruhi para generasi yang dididik. Oleh karena itu masyarakat harus ikut mengawal terciptanya lingkungan yang membuat para anak didik ini menjadi yakin bahwa yang diajarkan disekolah itu benar, dan harus diterapkan.
Ada satu peran penting lagi yaitu sang pembuat regulasi yaitu negara, dimana negara harus menjadikan tujuan pendidikan sebagai satu hal yang utama, menolak semua intervensi dan masuknya budaya dari luar yang akan merusak system dan tata nilai dari tujuan pendidikan tersebut . negara harus selektif dalam menerima ilmu pengetahuan dari luar yang bisa jadi bertentangan dengan nilai dari dalam negeri sendiri. Selain itu negara mencetak para pendidik yang memahami tujuan pendidikan, tidak hanya bisa mengajar tetapi juga memiliki adab dan etika yang mulia. Sehingga bisa digugu dan ditiru oleh anak didik dan juga oleh masyarakat.
Negara juga melindungi para generasi dari aktifitas aktifitas yang tidak baik. acara acara yang merusak dan maksiat ditiadakan, diganti dengan acara dan kegiatan membangun kepribadian generasi. Negara juga bisa mengeluarkan sanksi terhadap para pelanggar yang berpotensi untuk menggagalkan tujuan pendidikan untuk menciptakan pribadi yang cemerlah, berakhlak, bertaqwa dan memiliki kompetensi keahlian dalam bidang kehidupan.
Inilah dasar dasar dari usaha mewujudkan generasi yang terbaik. Hanya saja sekali lagi yang harus digaris bawahi adalah dasar dari semua pemikiran ini adalah aqidah islam. Jika tidak bagaimana mungkin kebekahan akan turun meliputi negeri dan generasi muda ini? Dan jika tidak dengan islam mau kemana generasi muda ini?
Perlu diingat bahwa sekelumit catatan diatas hanyalah sebagian kecil dari berbagai sektor masalah yang melanda negeri ini yang harus dipecahkan dengan syariat islam sebagai solusinya. Masih banyak lagi catatan lain seperti tindak criminal, sektor ekonomi, sektor budaya dan sebagainya yang tidak ada solusi kecuali hanya dengan islam. Silahkan tidak percaya? Tetapi begitulah faktanya. Wallahu’alam