
JAKARTA – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut stok beras aman seiring dengan panen raya di sejumlah daerah. Dengan kondisi tersebut, ia memastikan Indonesia tidak perlu impor beras.
“Semua sudah panen. Semua sudah kelebihan pasokan (beras). Terus pertanyaannya, impor untuk apa?” ujarnya di sela melakukan panen raya padi sawah seluas 4.000 hektare (ha) di Desa Gunung Jaya, Ladongi, Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara.
“Kalau tadi pertanyaannya masih perlukah impor? Saya kira, kita nggak gila lah untuk mengatakan masih perlu impor, sementara panen rakyat. Siapa nanti yang beli?” tanyanya melanjutkan.
Menurut Syahrul, stok beras yang mencukupi dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kendati demikian, ia mengajak rakyat agar tidak mempersoalkan jika harga beras agak mahal.
“Kalau memang buatan Indonesia, dari rakyat Indonesia, mungkin agak lebih mahal dikit, nggak apa-apa juga. Itu kata presiden, membantu rakyat lah kira-kira begitu,” tutur dia.
Saat ini, lumbung beras di Indonesia bertambah, yaitu dari sembilan provinsi menjadi 15 provinsi. Namun, ia tidak merinci daerah mana saja yang dimksud. Yang pasti, Sulawesi Tenggara akan menjadi bagian dari lumbung pangan di kawasan Timur Indonesia.
Sementara, daerah sortir atau daerah merah sudah tidak banyak, hanya tersisa beberapa daerah di Papua dan Riau. Itu pun, Riau karena lebih banyak mengembangkan tanaman sawit dan karet.
“Sekarang daerah kuning sudah bisa swasembada, tetapi belum berkontribusi. Itu kira-kira ada 10-11 daerah. Artinya, dia sendiri sudah bisa tetapi belum kontribusi pada surplus kita,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan Perum Bulog tetap konsisten melaksanakan dalam mengamankan harga gabah beras di tingkat petani dengan menyerap beras dalam negeri sepanjang tahun ini.
Sepanjang tahun ini hingga 03 November 2022, Perum Bulog telah melakukan pembelian beras petani dalam negeri dengan jumlah mencapai 830.000 ton dengan melibatkan kelompok tani/gapoktan, penggilingan dan berbagai stakeholder lainnya.
Suyamto menambahkan bahwa selain pendanaan pihaknya juga sangat siap untuk menyerap dan menyimpan produksi gabah beras dalam negeri, karena saat ini kapasitas gudang masih banyak tersedia. “Kami memiliki 1.682 unit gudang dengan kapasitas 4 juta ton yang tersebar di seluruh Indonesia sampai dengan daerah tetinggal, terdepan, terluar [3T] sekalipun, jadi terkait sarana penyimpanan juga tidak ada masalah,” jelas Suyamto.
Pemerintah telah menugaskan Perum Bulog untuk mengamankan pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) minimal 1,2 juta ton per tahunnya.
Sementara berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan hingga pertengahan Oktober lalu, CBP milik Perum Bulog di kisaran 697.000 ton.
Dengan demikian, tugas rumah bagi perusahaan plat merah tersebut untuk mencapai 1,2 juta ton stok CBP hingga akhir tahun. Harga beras di pasaran pun dalam beberapa bulan terakhir naik dan memberikan andil terhadap inflasi Oktober 2022 sebesar 0,03 persen. Untuk menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok, Kementerian Perdagangan melakukan sejumlah langkah antisipatif dan responsif.
Salah satunya menggandeng Perum Bulog dalam melakukan pengamanan pangan melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) serta bantuan produsen pangan untuk kedelai dan jagung pakan. rep/mb06