Oleh: Sri Astuty Handayani, SP (Ibu Rumah Tangga dari BATOLA)
Tragedi gagal ginjal akut yang terjadi pada bayi dan anak telah membuat resak masyarakat. Nyawa anak-anak melayang begitu saja tanpa ada landasan yang jelas dalam penanganannya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap ada 241 anak yang terkena gagal ginjal akut misterius di Indonesia. total pasien yang meninggal tercatat 133 kasus, tren peningkatan kasus melonjak sejak Agustus 2022. Ini ditemukan di 22 provinsi (cnbcindinesia.com 21/10/2022).
Banyaknya kasus kematian yang diakibatkan oleh gagal ginjal akut ini sudah selayaknya dikatakan sebagai tragedi yang menjadi dasar untuk menetapkan kegawat daruratan dan kejadian luar biasa yang harus ditangani dengan cepat dan tepat. Seharusnya dengan segala konsekuensinya, negara harus berupaya semaksimal mungkin dalam investigasi secara menyeluruh untuk mengungakap penyebab kejadian ini.
Sayangnya hingga saat ini masyarakat belum mendapatkan kejelasan bagaimana seharusnya bersikap, terlebih lagi dengan isu larangan penggunaan obat sirup serta keterbatasan informasi yang didapatkan oleh masyarakat. Hal ini telah menimbulkan kepanikan dan kecemasan luar biasa bagi para orang tua. Selain itu, masyarakat juga dibuat kecewa karena negara telah dianggap lalai dalam memberikan izin obat yang menyebabkan kematian pada banyak anak-anak.
Begitu miris kondisi rakyat saat ini. Setelah sekian purnama berharap mendapatkan perlindungan dan pengayoman dari negara, nyatanya bukan kesejahteraan yang didapatkan oleh rakyat. Namun penderitaan demi penderitaan terus menerpa pada kehidupan rakyat. Nyawa manusia seolah tak ada harganya. Angka demi angka bertambahnya kematian digunakan hanya sebagai informasi bagi rakyat, tanpa ada solusi yang jelas. Rakyat dibuat waspada, dan berupaya untuk melindungi kehidupannya masing-masing tanpa ada pendampingan yang jelas, apalagi memberikan perlindungan dan kesejahteraan.
Namun jika kita cermati secara mendalam, inilah gambaran sistem kapitalisme. Dimana tujuan dari sistem ini adalah materi semata. Sayangnya negeri ini juga menjadikan sistem kapitalisme sebagai dasar dalam penentu kebijakan. Setiap peraturan kebijakan dan perundang-undangan lebih condong ke arah manfa’at dan keuntungan materi semata.
Begitu pula dengan permasalahan gagal ginjal akut yang menimpa anak-anak negeri ini. Sangat terlihat saling lempar kesalahan dan tanggung jawab. Hingga akhirnya rakyat harus mengurus keselamatan dan kesehatan diri beserta keluarganya sendiri.
Begitu berbeda dengan aturan yang diberlakukan dalam sistem Islam, dimana setiap aktifitas merujuk pada syariat Islam. Karena sejatinya kita pahami bahwa Alam semesta, manusia dan kehidupan diciptakan oleh Allah SWT. Sehingga sudah selayaknya kita merujuk pada petunjuk dari-Nya. Oleh karena itu negara yang berasas dengan sistem Islam merupakan perisai (Junnah) yang akan selalu melindungi hak-hak rakyatnya serta sebagai pengurus (Ra’in) terhadap kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat, tanpa memandang keuntungan, ras, warna kulit bahkan agama. Selama menjadi warga negara, maka akan mendapatkan hak keamanan, pendidikan, Lapangan pekerjaan juga kesehatan secara cuma-cuma dengan pelayanan yang berkualitas dan terbaik. Inilah gambaran tanggung jawab yang akan dilakukan Islam dalam memberikan penjagaan terhadap akidah umat dan juga kesejahteraan terhadap seluruh rakyat yang bernaung dibawah panji Islam. InsyaAllah dengan izin Allah jika kita berusaha untuk menerapkan Islam kaffah (sempurna) maka keberkahan bisa kita rasakan, dan seluruh permasalahan yang menimpa rakyat bisa segera terselesaikan.
Wallahu a’lam….