
BANJARMASIN – Beberapa waktu belakangan, dilaporkan ada sejumlah warga Banjarmasin terserang scabies yakni penyakit kulit jenis kudis atau gudik.
“Kita dapat laporan ada beberapa warga terserang scabies di Kelurahan Alalak Tengah. Sudah sekitar sebulan lalu, dan sudah kita tangani,” ucap M Ramadhan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, Kamis (3/11).
Scabies merupakan penyakit kulit akibat kutu sarcoptes scabiei, yang menular melalui kontak fisik (sentuhan, antar barang), terutama di kalangan anak-anak.
“Kita tekankan, ini bukan monkeypox atau cacar monyet,” tegasnya.
Ia menerangkan, penyakit ini sangat banyak terjadi di wilayah permukiman padat penduduk, pondok asrama seperti pesantren, panti, barak militer dan kos-kosan. Bahkan di kalangan anak sekolah yang saling kontak erat.
“Apalagi di daerah pinggiran sungai. Tapi saat ini baru ditemukan kejadiannya di Alalak Tengah,” ungkapnya.
Penanganan scabies sendiri menurutnya, meliputi anamnesis, pemeriksaan, diagnosa dan terapi, serta edukasi dari dokter. Secara lebih mendalam pencegahan bisa melalui edukasi petugas Kesehatan Lingkungan (Kesling).
“Setiap pasien yang berobat di puskesmas kita tangani dengan terapi obat-obatan (anti gatal, anti kutu, scabimite permethrin),” ujar Ramadhan.
Kendati demikian, ia menekankan, pengobatan medis bukanlah inti dari tatalaksana. Melainkan edukasi Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), yaitu menjaga kebersihan pasien dan lingkungan agar kutu scabies tidak menyebar.
“Kendala yang dihadapi yaitu saat berobat tidak semua anggota keluarga datang bersamaan untuk berobat. Selain itu, kebiasaan masyarakat yang masih banyak menggunakan air sungai untuk mandi dan mencuci pakaian,” jelasnya. dwi