Kamis, Juli 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Pelayanan Publik di Era Society 5.0

by matabanua
30 Oktober 2022
in Opini
0
D:\2022\Oktober 2022\30 Oktober 2022\8\8\m firhansyah.jpg
Oleh : Muhammad Firhansyah (Kepala Keasistenan Pencegahan Maladministrasi Ombudsman RI Kalsel)

Baru-baru tadi (Sabtu 29/10/2022) penulis diminta menjadi narasumber dalam kegiatan seminar administrasi pelayanan publik, yang diselenggarakan oleh FISIP Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Syech Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Menariknya, para mahasiswa atau peserta yang hadir, sangat antusias menyimak, mereka memiliki rasa penasaran. Apakah Indonesia bisa menuju pelayanan publik 5.0 ? atau menuju pelayanan publik “Super Smart Society” ?

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\3 Juli 2025\8\master opini.jpg

Berantas Narkoba Selamatkan Masyarakat

2 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Kampus Bentuk Satgas Perlindungan Perempuan, Sudah Cukupkah?

2 Juli 2025
Load More

Dalam rentetan pertanyaan yang disampaikan, mahasiswa mencoba menganalisa antara harapan publik dengan fakta atau potret pelayanan publik di Indonesia hari ini, sebagian mereka berpendapat bahwa masih banyak pr yang belum selesai dalam pemberian pelayanan publik di republik ini.

Secara sederhana, tema yang disajikan dalam seminar ketika itu, menurut sebagian mereka, sangat berat bila melihat kondisi terkini pelayanan publik di negeri ini, menurut mahasiswa, ada jarak yang terlalu jauh saat dunia sudah mulai berubah total dalam mengaplikasi peradaban pelayanan publik, tetapi, di Indonesia pelayanan publik serasa jalan di tempat, meskipun sudah ada yang memulai, tapi hasilnya masih belum menggembirakan.

Mahasiswa menyampaikan pengalaman mereka mengurus pelayanan di sejumlah instansi penyelenggara layanan, ada yang mendapat perlakuan kurang ramah, penyimpangan prosedur, pungutan liar, diskriminasi, sampai ada yang mengeluhkan masih kerap tidak mendapat pelayanan yang patut saat mengakses pelayanan publik.

Lalu. Bagaimana dengan tematik yang di usung dalam seminar tersebut, pelayanan publik berbasis Society 5.0 yang dicetuskan pertama oleh negara jepang, dimana inti dari perubahan ini adalah menyikapi dari majunya tekhnologi pasca revolusi Industri 4.0.

Fokus Super Smart Society 5.0 jangan sampai “mesin/ tekhnologi” tersebut malah memberi dampak buruk bagi manusia. Akan tetapi, harus ada harmonisasi dan kolaborasi, dimana tekhnologi akan memberi banyak manfaat, semakin memudahkan pekerjaan manusia, dengan tetap manusia itu sendiri menjadi aktor dan faktor utamanya.

Pelayanan publik 5.0 akan membawa pada kemudahan proses dan prosedur pelayanan, berbasis digitalisasi dan efisiensi, menjadikan pembaharuan tekhnologi untuk mempercepat tugas-tugas pelayanan. Dalam kondisi dan situasi serta di tempat manapun. tetap bisa memastikan layanan masih berjalan.

Pasca situasi pandemi Covid-19. Sebenarnya, negara-negara di dunia termasuk Indonesia mulai menyadari pentingnya transformasi digitalisasi pelayanan publik, perubahan yang menjadi keniscayaan sudah mulai harus disiapkan sesegeranya.

Tuntutan publik akan percepatan perubahan perbaikan di ruang layanan hari ini, harus segera di realisasikan. Meski, dengan tantangan siap atau tidak. Lambat berbenahnya penyelenggara layanan kita, menjadi batu sandungan yang harus segera di atasi.

Perilaku maladministratif yang kerap dan masih terjadi di pelayanan publik kita, sudah tidak bisa ditolerir dan dibutuhkan tindakan yang tegas. Sudah bukan saatnya SDM yang bergelut di pelayanan publik, SDM yang tidak kompeten, tidak disiplin, tidak jujur dan tidak professional. Sebab. Inilah yang menjadi faktor penghambat utama selain minimnya anggaran dan sarpras layanan publik .

Belum lagi berbicara kemampuan leadershipnya, atau kemampuan pimpinannya, tak bisa lagi menempatkan SDM yang ABS (asal bapak senang). Tetapi, pimpinan yang memiliki komitmen penuh melaksanakan pelayanan publik, memiliki pengetahuan memadai, banyak keterampilan, ide dan inovasi, cerdas dalam memotivasi, ahli manajemen Organisasi dan yang penting mampu membawa perubahan dalam ruang pelayanan publik.

Sehingga, membangun reformasi birokrasi di era society 5.0. bukan isapan jempol semata, penguasaan atas tekhnologi, kemampuan dalam menggunakan, serta sadar dalam mengembangkan menjadi pesan penting pelayanan publik 5.0.

Jangan sampai, negara lain sudah “berlari” dengan cepat. Kita. masih diam. Kalau pun bergerak. masih berjalan di tempat. Sudah saatnya Indonesia merevitalisasi pelayanan publik dengan memasang target-target efektif, mendesaign program percepatan layanan yang lebih pro terhadp warga masyarakat, membentuk Aparatur Sipil Negara (ASN) berjiwa melayani, bukan mental dilayani, memegang teguh prinsip asas umum pemerintahan yang baik serta jauh dari perbuatan KKN,dan Maladministrasi. Semoga

 

 

Tags: ASNKepala Keasistenan Pencegahan Maladministrasi OmbudsmanMuhammad Firhansyahsociety 5.0
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA