BANJARMASIN – Kota Banjarmasin telah memiliki kasus bencana kebakaran sebanyak 78 musibah, dari awal tahun 2022 hingga bulan September 2022 lalu.
Angka kasus tersebut dibandingkan dengan musibah kebakaran yang terjadi di tahun 2021 yang lalu terjadi peningkatan, pasalnya pada tahun 2021 kasus kebakaran hanya berjumlah 54 kasus.
Berdasarkan data di Dinas Pemadam Kebakaran Penyelamatan (DPKP) Banjarmasin, musibah kebakaran paling banyak di tahun 2021 dan 2022 untuk semester pertama sedikit mengalami kesamaan.
Khususnya, bila dilihat berdasarkan bulan. Di tahun 2021, musibah kebakaran yang paling banyak terjadi pada bulan Mei. Yakni sebanyak 17 kasus.
Sedangkan di tahun 2022, di bulan yang sama, musibah kebakaran terjadi sebanyak 16 kasus.
Selanjutnya, bila melihat kawasan mana yang paling banyak terjadi musibah kebakaran di tahun 2021 dan 2022 selama satu semester itu, ada di dua kecamatan.
Di tahun 2021, yakni Kecamatan Banjarmasin Barat dengan sebanyak 9 kasus. Sedangkan di tahun 2022, ada di Kecamatan Banjarmasin Selatan, sebanyak 16 kasus.
Lantas, apa yang menjai pemicu terjadinya musibah kebakaran?
Kepala DPKP Banjarmasin, Budi Setiawan menyatakan bahwa 70 persen diakibatkan oleh arus pendek atau korsleting listrik di hunian yang terbakar.
Menurut Budi, ada banyak kabel aliran listrik yang sudah lama.Lalu, juga tak standar dengan apa yang disarankan PLN
“Pemakaian kabel yang tidak standar dengan ketentuan PLN, bisa membuat panas lantas terbakar,” ujarnya, saat dihubungi, selasa (25/10).
Di sisi lain, itu juga didukung didukung pula dengan padatnya kawasan permukiman. Ambil contoh, di Kecamatan Banjarmasin Selatan.
“Di kawasan itu paling banyak penduduknya. Dan kita juga tahu, kalau kawasan itu, rumah warga sangat rapat. Lalu, sebagian besar rumah berbahan kayu,” tambahnya.
Lantas, apa upaya yang bisa dilakukan pihaknya untuk menekan banyaknya angka musibah kebakaran yang terjadi? Budi menekankan bahwa pihaknya gencar melakukan sosialisasi berjenjang.
“Dari tingkat kecamatan, kelurahan kemudian diteruskan ke tingkat rukun tetangga,” tekannya.
Tujuannya, tak lain agar warga memperhatikan dan memperbaiki instalasi listrik di rumahnya masing-masing.
“Kemudian perlu diperhatikan pula, sebelum meninggalkan rumah, cek terlebih dahulu kompor dan lainnya, yang bisa memicu terjadi kebakaran. Apakah sudah dimatikan atau belum,” imbaunya. dwi