
BANJARMASIN – Insiden kecelakaan kerja yang menewaskan seorang pekerja proyek Jembatan Sulawesi II bernama Kasim (50) pada Minggu (23/10), menjadi perhatian pihak DPRD kota Banjarmasin.
Komisi III yang membidangi pekerjaan fisik jalan jembatan, melalui wakil ketuanya, Afrizaldi meninjau langsung lokasi kejadian.
Ia menyatakan prihatin dan turut berbela sungkawa atas musibah yang menimpa pekerja tersebut. “Saya berharap kejadian kecelakaan kerja semacam ini tidak terulang kembali di Banjarmasin,” ujarnya di sela meninjau lokasi proyek, Senin (24/10).
Berkaca dari musibah ini, Afrizal menyarankan, setiap pengerjaan proyek agar dipasangi CCTV. “Tujuannya untuk memudahkan pengawasan dan ketika ada insiden seperti ini bisa diketahui penyebab pastinya dari rekaman CCTV,” jelasnya.
Politisi muda asal PAN ini menyatakan, komisi III menyiapkan agenda untuk menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Banjarmasin.
“Secepatnya segera kita gelar RDP. RDP tersebut tidak hanya terkait kejadian ini, melainkan juga soal progres proyek fisik lain di Dinas PUPR Banjarmasin,” katanya.
Ia mengaku tak mau berspekulasi, ada kelalaian dalam peristiwa laka kerja maut itu. “Saya dengar sudah dalam penyelidikan pihak kepolisian. Nah soal itu merupakan ranah kepolisian,” katanya.
Namun, ia mengingatkan, dalam setiap proyek pembangunan harus diutamakan keselamatan kerja. “Jadi SOP keselamatan kerja harus dilaksanakan,” katanya.
Afrizal juga berharap, insiden tersebut tidak menjadi penghambat pengerjaan proyek, apalagi sampai tidak tuntas. “Semoga saja, proyek Jembatan Sulawesi II ini selesai sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan dalam kontrak,” tukasnya.
Murni Kecelakaan
Kepala Dinas PUPR Banjarmasin Suri Sudarmadiyah menyebut, bahwa insiden yang menewaskan seorang pekerja proyek Jembatan Sulawesi II dengan pagu anggran Rp 15,3 miliar itu murni kecelakaan, alias tidak ada unsur kesengajaan.
Diakuinya, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan secara detail kronologi terjadinya kecelakaan kerja tersebut.
“Detailnya kita belum tahu juga, karena kami harus melakukan koordinasi dengan pihak penyedia jasa serta pihak Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan pihak Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),” tutur Yayah –sapaan akrabnya, Senin (24/10).
Menurutnya, insiden yang terjadi pada Minggu (23/10) pukul 14.30 itu, kemungkinan girder beton kedua segmen ke satu terpeleset, hingga menimpa salah satu pekerja.
Pekerja asal Kotabaru bernama Kasim itu, kemudian tertindih girder jembatan seberat hampir 7 ton. Korban sempat menjalani perawatan intensif di RSUD Ulin. Namun sayang nyawanya tidak dapat tertolong akibat luka parah pada perutnya.
Yayah juga menekankan, jembatan Sulawesi II itu bukan roboh, seperti ramai beredar di sosial media. Yang benar, katanya, girder beton terpeleset ketika sedang dilakukan pemasangan.
“Jadi tidak benar kalau ada yang mengatakan Jembatan Sulawesi II roboh,” tegasnya.
Terpisah, Engineer PT Hasrat Jaya Utama (HJU) Achmad Wahyudi, selaku pelaksana proyek berjanji, pihaknya tidak akan lepas tanggung jawab atas kejadian ini.
Pihaknya memberikan bantuan secara penuh kepada pekerjanya yang menjadi korban dalam kecelakaan kerja tersebut.
“Selain dari BPJS Ketenagakerjaan, kami dari PT HJU sendiri juga akan memberikan santunan kepada korban,” ucapnya, saat dikonfirmasi, kemarin.
Ia juga memastikan, insiden ini tidak akan berpengaruh terhadap penyelesaian proyek jembatan yang ditargetkan rampung pada Desember mendatang.
“Tidak masalah. Target tetap saja. Girder akan kita selidiki. Kalau masih aman akan tetap kita pergunakan. Namun seandainya satu segmen yang rusak bisa kita pesankan lagi,” ujarnya. via/dwi