BANJARMASIN – Pemerintah kini sedang gencar-gencarnya menurunkan angka stunting pada anak-anak, yang sangat tinggi. Stunting pada anak-anak disebabkan gagal tumbuh kembang atau anak tumbuh lebih pendek dari usia normalnya.
Di Banjarmasin, angka stunting ditemukan sangat tinggi sehingga menjadi perhatian bagi anggota DPRD Kota Banjarmasin Ir Sukhrowardi MAP.
Ia juga mendukung upaya Pemko Banjarmasin menurunkan prevalensi stunting minimal hanya pada angka 14 persen pada tahun 2024.
Sukro –sapaan akrabnya– memberikan masukan agar capaian penurunan angka stunting yang ditargetkan secara nasional dapat tercapai. Menurutnya, pentingnya lagi pendataan yang akurat anak-anak yang beresiko stunting.
“Pendataan harus benar-benar dilaksanakan secara akurat sesuai fakta sebenarnya yang ada di lapangan, sehingga penanganan juga bisa maksimal,” ujarnya, Jumat (21/10).
Dengan data yang akurat maka pemerintah juga dapat menyiapkan program dan inovasi dalam percepatan penanganan anak stunting.
Tak hanya itu, dorongan dari masyarakat agar mereka juga memahami pentingnya asupan gizi yang benar sehingga dalam pemberian makanan jangan asal kenyang.
“Edukasi yang baik juga penting kepada masyarakat sehingga mereka tak memberikan makanan yang asal kenyang atau enak meskipun nilai gizinya kurang,” jelasnya.
Jika capaian penurunan stunting tercapai maka bisa dianggap sebagai sebuah prestasi bagi pemerintah daerah.
Oleh karena, Sukro kembali menandaskan, karena dianggap sebagai sebuah prestasi bisa saja angka stunting yang diklaim turun oleh pemerintah daerah sebaliknya tidak sesuai data akurat yang ada di masyarakat.
Politisi Partai Golkar ini menilai, akibat keterbatasan terutama pengetahuan dan masalah ekonomi pemahaman sebagian masyarakat terhadap stunting masih rendah.
“Menyikapi ini, maka dibutuhkan solusi untuk mengatasi persoalan tersebut. Seperti memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar memberikan pola makan anak dengan gizi yang seimbang,” ujarnya.
Ia juga berharap, melalui petugas kesehatan serta kader posyandu yang diterjunkan Pemko Banjarmasin terus meningkatkan sosialisasi dalam rangka memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat untuk mencegah kekurangan gizi (stunting) terhadap anak.
“Memberikan pengetahuan dan pemahaman sangat penting karena para orang tua lah yang setiap hari mengurus dan mengawasi pertumbuhan anaknya agar bisa tumbuh sehat,” demikian Sukhrowardi. via