
Penyakit perlemakan hati nonalkoholik bisa berkembang secara lebih agresif menjadi steatohepatitis nonalkohol (NASH). Ketika hal ini terjadi, salah satu gejala yang mungkin muncul adalah pembengkakan di area perut atau asites.
Penyakit perlemakan hati nonalkoholik merupakan penumpukan lemak berlebih pada hati yang tidak berkaitan dengan alkohol. Bila tidak ditemukan dan dikelola, penyakit ini bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih berat seperti sirosis dan gagal hati.
Sebagian penderita penyakit perlemakan hati nonalkoholik juga bisa mengalami NASH. NASH merupakan bentuk penyakit perlemakan hati nonalkoholik yang agresif. Pasien NASH memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena sirosis, yaitu kondisi ketika organ hati telah dipenuhi oleh jaringan parut.
Salah satu tanda yang mungkin muncul ketika NASH terjadi adalah pembengkakan pada perut atau asites. Asites terjadi karena adanya penumpukan cairan di dalam perut. Asites jarang berkaitan dengan masalah kesehatan lain selain masalah hati.
“Sekitar 80 persen kasus asites adalah akibat sirosis,” tutur Cleveland Clinic, seperti dilansir Express, Selasa (18/10/2022).
Pada pasien sirosis, tekanan yang tinggi membuat cairan keluar dari vena dan masuk ke dalam perut. Cairan ini menumpuk di tengah dua lapisan jaringan peritoneum. Peritoneum adalah selaput perut yang “membungkus” organ-organ perut seperti lambung, usus, hati, dan ginjal.
Selain asites, NASH juga bisa memunculkan beberapa gejala lain. Gejala tersebut adalah pembesaran pembuluh darah di bawah permukaan kulit, pembesaran limpa, telapak tangan merah, serta warna kulit dan putih mata menjadi kekuningan.
Sedangkan terkait penyakit perlemakan hati non alkoholik, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit tersebut. Faktor-faktor risiko yang patut diwaspadai adalah obesitas atau kegemukan, diabetes tipe 2, resistensi insulin, tiroid kurang aktif, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, sindrom metabolik, usia di atas 50 tahun, dan merokok.rep/ron