
BANJARMASIN – SDN Pengambangan 5 di Banjarmasin Timur mengeluhkan beberapa sarana prasarana sekolah yang sudah tak memadai lagi.
Mulai dari kekurangan ruang kelas hingga ruang guru sempit dan berdesakan-desakan. Belum lagi pagar halaman samping yang berupa kayu Ulin dianggap sangat rawan akan keselamatan anak-anak belajar mengingat sekolah tersebut berada di pinggir jalan utama.
Kepala Sekolah SDN Pengambangan 5, Wahyu Ekma Pranatalia mengungkapkan hal itu kepada anggota DPRD Kota Banjarmasin Dapil Banjarmasin Timur pada reses atau penelaahan dan penyerapan aspirasi masyarakat, Rabu (19/10).
“Kami tak memiliki ruang kelas yang cukup sehingga untuk menyiasatinya maka dua kelas masuk siang,” tutur wanita yang akrab dipanggi Ibu Ayu tersebut.
Dengan siasat tersebut, beberapa orangtua pernah merasa keberatan karena anak-anaknya masuk siang. “Pernah para orangtua meminta agar kelas tinggi atau kelas VI saja yang masuk siang. Namun kami memilih kelas II masuk siang, karena durasi belajar tak terlalu panjang,” jelasnya.
Pagar halaman samping menutup dinding kelas III, V dan VI, juga dinilai sangat rawan keamanan. “Khawatirnya kalau ada mobil yang menubruk pagar sekolah, padahal di balik pagar itu ruang kelas anak-anak,” katanya.
Kemudian, ruang guru sangat sempit juga membuat tak nyaman. Sebab, jumlah guru yang ada sebanyak 24 orang.
Menanggapi ini, anggota DPRD Kota Banjarmasin Noorlatifah berjanji memasukkan masalah di SDN Panglia ini dalam pokok pikiran (pokir) DPRD. Pihaknya bersama disdik akan mengoordinasikan kekurangan ruang belajar (rumbel) ini dengan badan anggaran.
“Kemungkinan sekolah dibuat bertingkat, mengingat space halaman sekolah tersebut juga sudah habis,” kata wanita yang akrab dipanggil Lala ini. via