
BANJARMASIN – Warga Kelurahan Telawang mengeluhkan langkanya gas elpiji 3 Kg di pangkalan hingga eceran. Selain langka, warga juga mengeluhkan mahalnya harga gas subsidi tersebut.
Hal tersebut terungkap melalui reses anggota DPRD Banjarmasin Dapil Banjarmasin Barat. Menurut salah satu warga Telawang, Hamdani saat ini untuk mendapatkan gas elpiji 3 Kg sangat susah didapat dan langka di Banjarmasin.
“Kalau pun ada harganya mahal di kisaran Rp 35 ribu hingga Rp 45 ribu di eceran,” keluhnya usai mengikuti reses.
Sedangkan di sejumlah pangkalan, stok gas elpiji kosong alias kehabisan. Kelangkaan ini, sebutnya sudah dirasakan dalam tiga minggu terakhir dan ini terjadi berulang-ulang setiap tahun.
“Kami berharap dewan bisa memaksimalkan pengawasannya biar kelangkaan ini tidak terjadi lagi, karena masalahnya terus berulang,” sebutnya.
Menurutnya, patut diawasi juga pangkalan-pangkalan yang nakal. Sebab disinyalir gas elpiji itu dijual bukan pada orang yang berhak, namun pada pengecer.
Menanggapi hal tersebut anggota DPRD, Darma Sri Handayani mendorong pemerintah Banjarmasin untuk lebih tegas menindak pemakai gas elpiji subsidi yang tidak sesuai sebagai penerimanya seperti rumah makan atau masyarakat mampu.
Menurutnya, perlu ada aturan dan sanksi tegas sebagai efek jera kepada pengguna gas elpiji subsidi, karena turut membuat kelangkaan terhadap gas melon tersebut.
“Dari kenyataan di lapangan, restoran hingga rumah makan yang sudah maju masih menggunakan elpiji subsidi, jadi tinggal pemerintah harus tegas kalau perlu diberi sanksi,” katanya.
Darma pun akan menjadi masalah tersebut sebagai pembahasan utama dewan melalui Komisi II DPRD Banjarmasin yang membidangi perekonomian dan keuangan dengan mitra kerjanya.
Aspirasi dalam reses DPRD Dapil Banjarmasin Barat juga mengemuka terkait infrastruktur, perbaikan drainase, pelayanan dan kenaikan tarif PTAM Bandarmasih yang semuanya menjadi catatan pokok pikiran (Pokir) DPRD. via