Oleh : Rusmiatun (Pemerhati Kemasyarakatan)
Tiga perusahaan besar Shopee, Tokocrypto dan Indosat melakukan pemangkasan karyawannya.Operator telekomunikasi seluler Indosat Ooredoo Hutchison melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap lebih dari 300 karyawannya.Indosat Ooredoo Hutchison menyebut telah menempuh langkah righsizing yang berlangsung dengan lancar.
Lebih dari 95 persen dari karyawan yang terkena dampak telah menerima penawaran paket PHK ersebut, sementara sebagian kecil sisanya masih mempertimbangkan tawaran tersebut. “Inisiatif rigthsizing berjalan lancar sesuai rencana dan telah diterima dengan baik oleh sebagian besar karyawan yang terkena dampak. Prosesnya sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang ada dan telah dilakukan dengan pertimbangan matang, yang dilakukan secara objektif dan fair,” ujar Director & Chief of Human Resources Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Irsyad Sahroni.
Vice President Corporate Communications Tokocrypto, Rieka Handayani mengatakan, keputusan PHK diambil karena perusahaan melakukan perubahan strategi bisnis. Pihak Tokocrypto pun mengurangi 20 persen dari total 225 karyawannya atau sekitar 45 orang. Meski melakukan PHK, Tokocrypto berjanji akan merekomendasikan karyawan mereka yang di PHK kepada perusahaan-perusahaan web3 dan blockchain yang selama ini telah menjadi mitranya.
Resesi sendiri dianggap “awan gelap” dalam perekonomian sebab kondisi ini sangat memengaruhi stabilitas ekonomi suatu negara yang bermuara pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. (Merdeka, 29/10/2022).
Salah satu dampak yang sangat serius adalah terjadinya gelombang PHK yang cukup besar. Di Indonesia sendiri, banyak perusahaan melakukan PHK dengan alasan perubahan strategi dalam rangka beradaptasi dengan kondisi global. Perusahaan besar yang baru saja melakukan PHK massal adalah Shopee, Tokocrypto, dan Indosat. Selain itu, ada perusahaan otomotif PT Nozomi yang berujung pada demonstrasi para pegawainya. (Tribun News, 29/10/2022).
Lantas, apa yang akan terjadi jika badai PHK melanda? Mengapa resesi terus terjadi? Bagaimanakah konsep ekonomi Islam yang tahan krisis dan menyejahterakan?
Jika banyak perusahaan melakukan PHK, jumlah pengangguran akan makin meningkat. Artinya, jumlah kepala keluarga yang tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya akan makin banyak. Hal demikian akan mengancam tatanan sosial di masyarakat sebab tingkat kemiskinan yang tinggi dapat disertai dengan kriminalitas yang tinggi pula.
Bagi perusahaan, PHK pun bagai mimpi buruk karena dapat menurunkan daya beli masyarakat. Kondisi ini menyebabkan pendapatan perusahaan menurun karena arus kasnya terhambat. Inilah penyebab banyak perusahaan terpaksa gulung tikar.
PHK juga berdampak bagi negara. Pemerintah membutuhkan anggaran untuk berbagai masalah yang muncul akibat tingginya pengangguran. Di sisi lainnya, penerimaan negara (pajak) akan menurun karena objek pajaknya mengalami penurunan kinerja.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut resesi ini terjadi karena bank sentral di seluruh dunia kompak secara agresif menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga yang ekstrem ini merupakan langkah menurunkan inflasi yang tengah melanda dunia. Suku bunga yang naik akan mendorong masyarakat menabung lebih banyak. Hal demikian agar jumlah uang beredar dapat berkurang sehingga inflasi bisa ditekan.
Persoalan inflasi ini tidak kalah pelik. Inflasi adalah kondisi kenaikan harga barang dan jasa terus-menerus. Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat turun yang berimbas pada berkurangnya pendapatan perusahaan. Kondisi ini dapat menyebabkan PHK besar-besaran. Artinya, baik resesi maupun inflasi, sama-sama bisa berimbas pada PHK.
Dua penyakit kronis ekonomi kapitalisme hanya berputar pada inflasi ataupun resesi. Menyelesaikan masalah inflasi, bisa menyebabkan resesi. Sebaliknya, menyelesaikan masalah resesi, bisa kembali mengalami inflasi. Ini karena sistem ekonomi kapitalisme bertumpu pada sektor non riil berbasis riba.
Sistem mata uang kertas yang tidak dijamin oleh komoditas berharga (fiat money) pun hanya akan terus menyebabkan krisis. The Fed, Bank Sentral AS, dengan mudahnya memproduksi dolar untuk menyelamatkan ekonominya. Besarnya kendali AS menyebabkan mata uang yang bergantung pada dolar, seperti rupiah, akan tidak stabil.
Jika AS dan negara-negara besar menaikkan suku bunga, bisa menyebabkan resesi. Menurunkan suku bunga, bisa menyebabkan inflasi. Namun, yang pasti, keduanya berimbas besar pada nasib para pekerja. Walhasil, persoalan krisis tidak mungkin selesai jika dunia masih menerapkan sistem ekonomi kapitalisme dengan fiat money-nya.
Penyebab PHK massal sesungguhnya adalah sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan dunia. Sistem ini telah nyata melemahkan posisi pekerja sekadar sebagai bagian dari faktor produksi. PHK menjadi salah satu bentuk efisiensi bagi perusahaan demi menekan biaya produksi. Mereka tidak peduli meski harus mengabaikan nasib pekerja dan menutup mata atas kesengsaraan mereka.
Makin miris tatkala kita melihat regulasi yang terus “diperbaiki” malah makin memudahkan perusahaan untuk melakukan PHK. Lihat saja UU Omnibus Law Cipta Kerja, sudahlah beleid tersebut menyebabkan PHK makin mudah, upah pun makin murah.
Lebih jauh lagi, sistem ekonomi kapitalisme pada dasarnya tidak memiliki sistem jaminan sosial. Padahal, pekerja membutuhkan sistem kerja yang memberikan jaminan dan perlindungan bagi mereka.
Namun, semua itu tidak dikenal dalam sistem kapitalisme. Negara-negara Skandinavia, seperti Finlandia, Denmark, Swedia, dan Norwegia, yang memiliki jaminan sosial, pada kenyataannya pemerintahan mereka menarif pajak atas rakyatnya rata-rata lebih dari 50%.
Hanya Islam yang mampu memimpin dunia tanpa adanya krisis keuangan yang berkepanjangan. Ini karena Islam bertumpu pada sektor riil. Sistem moneternya menggunakan sistem mata uang emas sehingga stabil dan jarang krisis.
Walakin, setelah sistem moneter internasional diganti dengan sistem pertukaran emas parsial (Bretton Woods) dan pada 1971 ditetapkan mata uang kertas biasa, dunia menjadi sangat rentan dengan resesi.
Ada beberapa sebab sistem mata uang emas bisa menghasilkan ekonomi yang stabil.
Pertama, sistem ini stabil karena nilai intrinsik dan nominal yang sama pada mata uang akan menyebabkan tidak adanya manipulasi. Pemerintah tidak akan mencetak uang seenaknya, juga menghilangkan potensi terjadinya inflasi.
Kedua, sistem uang emas memiliki kurs yang stabil antarnegara sehingga dapat mengurangi permasalahan perdagangan internasional. Importir tidak akan khawatir jika barangnya akan lebih mahal karena mata uang negaranya melemah, begitu pun bagi eksportir. Kondisi ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ketiga, sistem emas akan memelihara kekayaan emas dan perak yang dimiliki setiap negara. Emas dan perak tidak akan lari dari satu negara ke negara lainnya dan tidak akan berpindah, kecuali menjadi harga bagi barang yang diperbolehkan syariat.
Tiga poin ini setidaknya dapat menggambarkan kepada kita betapa stabilnya sistem mata uang emas dan perak. Dalam sistem islam ada beberapa kebijakan yang bisa dilakukan, yakni menghentikan percetakan mata uang kertas, memberlakukan kembali mata uang emas dan perak, menghilangkan berbagai kendala pajak atau cukai terkait emas, serta menghilangkan syarat yang membatasi impor ekspor emas, dan lain-lain. Inilah yang akan mengantarkan pada kestabilan perekonomian.