
BANJARMASIN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarmasin menggelar Pembekalan Pelatihan Bencana Kota Banjarmasin, pada Sabtu (15/10).
Kegiatan pembekalan dan pelatihan yang diikuti oleh puluhan peserta ini, dilaksanakan di halaman Balai Kota dan Gedung BPBD Banjarmasin.
Adapun yang menjadi peserta dalam kegiatan ini, yakni petugas BPBD, Damkar Pemko dan Swasta, PMI, para remaja serta komunitas di Banjarmasin.
Materi yang diajarkan yakni terkait vertical rescue atau pertolongan dari ketinggian.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Banjarmasin, Fahrurraji mengatakan kegiatan ini merupakan program BPBD untuk peningkatan kapasitas para relawan di Kota Seribu Sungai.
“Ini untuk menedukasi para relawan, termasuk pelatihan vertical resque. Kebetulan instrukturnya kita datangkan yang profesional,” ujarnya.
Selain memberikan edukasi, lanjut dia, pelatihan penanganan bencana ini sangatlah penting, khususnya untuk petugas Damkar. Pasalnya musibah kebakaran bisa saja terjadi di bangunan tinggi, atau bertingkat.
“Makanya latihannya vertical resque, dan ilmunya ini banyak digunakan di kebakaran. Jadi kalau terjadi kebakaran di lantai bawah, kita sudah tahu cara menyelamatkan orang yang berada di lantai bawah,” tambahnya.
Pria yang akrab disapa Razie itu pun berharap, dengan adanya pelatihan ini, para relawan bisa menerapkan terkait penanganan bencana di Banjarmasin.
“Ilmu ini menjadi modal jika terjadi bencana, mereka tahu minimal bagaimana melakukan tindakan penyelamatan. Jangan sampai mereka melakukan penyelamatan, mereka sendiri mengabaikan keselamatan diri mereka,” katanya.
Terpisah, Instruktur vertical resque, Fachmi Arta mengatakan pelatihan yang diberikan yakni terkait evakuasi di ketinggian, dan bekerja di ketinggian.
“Intinya itu saya berikan kepada para relawan, bagaimana saat kita beraktifitas, yakni akses keselamatan yang ditingkatkan,” ungkapnya.
Bicara terkait ketinggian, kata Fachmi, baik bekerja maupun evakuasi kegiatan ini merupakan kegiatan beresiko tinggi.
Tentunya pelatihan ini memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi. Oleh sebab itu, para relawan bakal dibekali kemampuan dasar aspek keselamatan.
“Mudah-mudahan materi ini bisa bermanfaat, tapi harapannya ilmu ini tidak terpakai. Karena kalau dipakai, artinya ada kecelakaan,” bebernya.
“Tetapi minimal kawan-kawan relawan ketika mengalami kondisi bencana terkait ketinggian, mereka sudah siap. Jangan sampai jiwa sosialnya saja tinggi, tetapi ilmu pengetahuannya tidak ada,” pungkasnya. dwi