Senin, Agustus 25, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Solusi Islami Kesenjangan Ekonomi

by matabanua
13 Oktober 2022
in Opini
0

Oleh : Nurma Junia

Beberapa waktu lalu, PT JLM Auto Indonesia baru meluncurkan kendaraan Range Rover yang dibanderol dengan harga mulai 5,9 miliar rupiah dengan status off the road.

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\24 Agustus 2025\8\8\Ahmad Mukhallish Aqidi Hasmar.jpg

Anomali Bulan Kemerdekaan

24 Agustus 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Tim Percepatan Penurunan Stunting Direvisi

24 Agustus 2025
Load More

Menurut Direktur Pemasaran PT Indonesia irvino edwardly, Range Rover baru berstatus limited dan hanya tersedia 50 unit di dalam negeri hingga akhir tahun. Meski baru diluncurkan ternyata konsumen sudah mulai memesannya jauh-jauh hari sehingga separuh lebih dari stok yang tersedia kini sudah terjual.

Sungguh miris, di tengah banyaknya rakyat yang makin sempit hidupnya, nyatanya ada saja segelintir orang yang mampu membeli mobil mewah. Padahal, Indonesia masuk dalam 100 negara paling miskin di dunia jika diukur dengan PDB 2020. Berdasarkan World population review, Indonesia dalam urutan ke-37 negara termiskin di dunia dengan pendapatan nasional bruto tercatat 3870 US Dollar per kapita pada tahun 2020. Bahkan, Jika diukur dengan produk domestik bruto atau PDB dan purchasing power parity atau keseimbangan kemampuan berbelanja tercatat angka PDB dan p3ri sebesar 14.535 US Dollar maka Indonesia menjadi negara paling miskin nomor 91 di dunia pada 2022.

Diantara ketimpangan sosial ekonomi yang kian mendera dalam kehidupan ala sistem kapitalis saat ini benar-benar telah berhasil mematikan naluri kemanusiaan orang-orang kaya diantara kemiskinan yang nyata . Betapa tidak, fakta di atas adalah bentuk kesenjangan yang begitu luar biasa. Keberadaan orang-orang miskin saat ini bukan karena nasibnya yang tidak beruntung atau karena keterbatasan skill tapi sebagian besar mereka hidup miskin karena sejatinya memang di miskinkan secara struktural oleh sistem kapitalismeyang diterapkan.

Kapitalisme adalah ideologi yang berorientasi pada pencapaian materi demi meraih kepuasan semata, selama manusia itu memiliki modal mereka bebas berbuat semaunya apapun yang mereka suka. Asas inilah yang membuat para pemilik modal menjadi penguasa sesungguhnya dan tentunya masyarakat bisa melihat mengapa sumber daya alam yang notabenya adalah milik rakyat justru dikuasai oleh korporat? Ini merupakan bukti bahwa sistem kapitalisme tidak mengatur hukum pembatasan kepemilikan akibatnya kekayaan alam yang seharusnya bisa menjamin kehidupan rakyat dikuasai oleh swasta.

Penguasaan inilah yang pada akhirnya menimbulkan kemiskinan massal secara struktural. Selain tidak mengatur hukum kepemilikan kapitalisme memang menjadi rumah bagi para pemilik modal untuk meraup untung yang sebesar-besarnya dari pola konsumsi masyarakat. Para industri kapital membutuhkan masyarakat konsumtif untuk membeli produk-produk mereka sehingga untuk menciptakan suasana konsumtif tersebut kapitalisme mengaburkan antara kebutuhan dan keinginan dan memberikan prestise kepada mereka yang bisa bergaya hidup mewah sebagai orang kaya dan sukses sehingga pola konsumsi dalam masyarakat menjadi rusak.

Inilah akibat penerapan sistem kapitalisme dalam kehidupan manusia. Kapitalisme telah melahirkan ketimpangan yang semakin hari semakin nyata bahkan sistem ini pun telah sukses mematikan naluri kemanusiaan orang-orang kaya diantara orang-orang yang tak berada.

Memang, kemiskinan atau kafakiran adalah suatu fakta. Masalah kemiskinan yang merajalela di berbagai negara terlebih di negara yang mayoritas penduduknya muslim harusnya menjadi suatu fenomena yang harus diselesaikan, karena kemiskinan menjadi beban yang sangat menakutkan bagi setiap orang yang akan menghadapinya.

Sebagian orang menganggap bahwa kemiskinan bukanlah suatu hal yang perlu dipermasalahkan, karena miskin merupakan takdir dari Allah SWT yang harus diterima. Namun pada hakikatnya, Islam tidak menghendaki umatnya menjadi miskin. Islam sangat memperhatikan kesejahteraan umatnya dengan cara dan alternatif yang variatif untuk mengentaskan kemiskinan yang ada.

Solusi Islam dalam mengatasi kemiskinan bukanlah sesuatu yang hanya sebatas konsep semata. Perjalanan panjang sejarah kaum muslim telah membuktikan bahwa solusi yang ditawarkan benar-benar dapat direalisasikan. Karena, Islam selalu menjaga agar naluri kemanusiaan tetap terpelihara melalui berbagai kewajiban syariat yang telah ditetapkan dan menjadikannya sebagai ladang amal kebaikan. Hal ini hanya akan terwujud ketika negara menjaga umatnya terikat dengan hukum syara’ dan juga menerapkannya secara nyata dalam kehidupan.

Ideologi Islam secara praktis diterapkan oleh negara akan menjaga umatnya agar senantiasa terikat dengan hukum syariat maka jika berbicara kemiskinan Syekh Taqyudin Anabhani dalam Ridhomul Ikhtisar Islam menjelaskan Orang miskin adalah orang yang tak punya harta atau uang sekaligus tak punya penghasilan sehingga masalah kemiskinan dalam Islam adalah tidak terpenuhinya kebutuhan pokok (primer) rakyat berupa sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan.

Islam memiliki mekanisme untuk mengentaskan kemiskinan melalui beberapa sistem ekonominya yakni :

Pertama, memberikan jaminan kebutuhan pokok yakni sandang pangan dan papan setiap warga negara secara tidak langsung realisasi jaminan ini adalah dengan mewajibkan penafkahan kepada setiap laki-laki dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang terbuka luas karena negara akan mengelola kekayaan alamnya secara mandiri yang pasti akan membutuhkan tenaga ahli dan terampil dalam jumlah banyak.

Negara juga akan memberi subsidi baik berupa modal, pupuk dan peralatan pertanian dan untuk para petani juga bisa memberi iqtha kepada yang sanggup mengelola tanah dan sebagainya. Dengan kebijakan inilah para laki-laki bisa memenuhi kebutuhan keluarganya secara ma’ruf.

Kedua, jaminan kebutuhan dasar publik seperti kesehatan pendidikan dan keamanan akan ditanggung negara secara langsung dan biaya jaminan diambil dari pos kepemilikan umum Baitul Mal.

Konsep ini membuat warga bisa mengakses kebutuhan tersebut secara gratis dan berkualitas tanpa dibedakan apakah mereka orang miskin ataupun orang kaya.

Ketiga, Pembatasan kepemilikan yakni ada harta kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Secara politis pembatasan ini tentunya akan menutup celah untuk menguasai harta kepemilikan umum untuk diprivatisasi.

Keempat, kemiskinan bisa diatasi melalui distribusi zakat dari pos zakat dengan keberdaan baitul mal yang diurus oleh negara. Konsep jaminan ekonomi ini akan mampu mengentaskan kemiskinan.

Salah satu buktinya adalah ketika masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz yang tidak ditemukan orang yang berhak menerima zakat tapi bukan berarti tidak ada orang miskin pada saat itu. Karena sejatinya, orang miskin akan tetap ada karena memang takdir mereka yang demikian namun dengan jaminan dari negara mereka akan tetap bisa hidup layak terpenuhi segala kebutuhannya oleh negara.

Kondisi seperti ini akan terus berlangsung pada saat rakyat sudah sampai pada taraf hidup ketika mereka tidak memerlukan bantuan harta lagi. Umar bin Abdul Aziz memerintahkan pegawainya untuk berseru setiap hari dikerumunan khalyak ramai untuk menvukupi kebutuhannya masing-masing. “Wahai manusia! Adakah diantara kalian orang-orang yang miskin? Siapakah yang Ingin kawin? Kemanakah anak-anak yatim?” Ternyata, tidak seorang pun datang memenuhi seruan tersebut.

Islam mengajarkan untuk saling berbagi kepada sesama apalagi terhadap orang yang memang membutuhkan. Asas inilah yang dimiliki oleh setiap muslim termasuk para aghnia atau orang-orang kaya sehingga kekayaan yang mereka miliki bukan dikeluarkan semata-mata untuk kepentingan pribadi saja namun mereka gunakan untuk membantu kaum muslimin lainnya dan kemuliaan Islam.

Dalam kitab Al-Amwal karangan Abu Ubaid, diceritakan bahwa Umar bin Al-Khathab pernah berkata kepada pegawainya yang bertugas membagikan sedekah, “Jika kamu memberi, cukupkanlah” Selanjutnya beliau berkata lagi, “Berilah mereka itu sedekah berulang sekalipun salah seorang diantara mereka memiliki seratus unta”.

Beliau menerapkan politik ekonomi yang memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan primer rakyat, mengawinkan kaum muslim yang tidak mampu, membayar hutang mereka dan memberikan biaya kepada para petani agar mereka menanami tanahnya.

Jaminan pemenuhan kebutuhan hidup ini tentu tidak hanya diberikan kepada kaum muslim saja tetapi juga kepada non muslim yang menjadi warga negara daulah akan diberikan jaminan hak yang sama tanpa dibedakan. Gambaran ini menunjukkan ketika aturan islam diterapkan dalam setiap aspek kehidupan pastinya akan membawa kesejahteraan dan keberkahan bagi seluruh alam.

 

 

Tags: Direktur Pemasaran PT Indonesiairvino edwardlyNurma JuniaPT JLM Auto Indonesia baruSolusi Islami
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA