
JAKARTA – Calon jemaah umrah asal Kabupaten Tanah Laut, Kalsel Husin Naparin, meminta Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dan Gubernur Kaltim Isran Noor memberikan dana talangan atau pinjaman kepada 176 calon jemaah umrah yang gagal berangkat umrah.
Ratusan jemaah tersebut gagal berangkat lantaran bermasalah dan merasa ditipu pihak travel.
Husin mengatakan, dari sekitar 270 rombongan umrah dari Travel PT Nalia Syafaah Wisata Mandiri, hanya sekitar 90 orang yang berangkat. Sementara 176 lainnya terlantar di DKI Jakarta, dan kini ditampung di UPT Asrama Haji Embarkasi Jakarta.
Husin merinci, dari 176 calon jemaah umrah yang gagal berangkat, 147 di antaranya dari Kalsel dengan rincian 56 orang dari Kota Banjarmasin; 54 orang dari Kabupaten Tanah Laut; dan 37 orang dari Kota Amuntai. Sementara 29 orang lainnya datang dari Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
“Jemaah harus berangkat, secepatnya kalau bisa. Kami berharap gubernur memberikan uang talangan, dan bagaimana mereka berurusan dengan travel begitu. Jadi bupati atau gubernur kasih talangan sekian miliar begitu. Kalau saya jadi bupati atau gubernur akan begitu,” kata Husin saat ditemui cnnindonesia.com, di Asrama Haji Pondok Gede, Selasa (4/10).
Husin kemudian membeberkan kronologi saat dirinya bersama ratusan calon jemaah gagal berangkat.
Awalnya, kata dia, sesuai jadwal mereka berangkat dari Banjarmasin menuju DKI Jakarta pada 28 September. Mereka mengikuti paket umrah 15 hari dengan jasa travel PT Nalia Syafaah Wisata Mandiri seharga Rp 31,8 juta per orang.
Berdasarkan perjanjian, mereka hanya menginap sehari di Jakarta dan langsung berangkat menuju Tanah Suci pada 29 September. Namun, ia dan rekan-rekannya mulai mencium kecurigaan. Sebab, saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, tidak ada tim travel yang menyambut mereka.
Ratusan calon jemaah yang berangkat dengan tiga kloter itu sempat terkatung-katung. Ia menyebut, rombongan jemaah dengan jumlah sekitar 90 orang yang berhasil berangkat adalah kloter penerbangan pertama dari Banjarmasin. Sementara yang gagal berangkat berasal dari kloter kedua dan ketiga.
Akhirnya mereka berhasil menghubungi pihak travel dan diarahkan ke bus. Namun, Husin mengatakan sopir bus tidak tahu hotel tujuan yang dimaksud, sehingga membuat mereka berputar-putar. Pun ketika mereka akhirnya sampai hotel, mereka tidak tahu kamar hotel nomor berapa saja yang dipesan pihak travel untuk jemaah.
“Setelah itu tim dari Nalia muncul, kemudian hilang lagi, begitu. Kemudian kami juga diusir dari hotel karena sudah habis masa pesannya, jadi kami bayar sendiri per malam lagi,” ujarnya.
Selanjutnya mereka menghubungi Kanwil Kemenag di DKI Jakarta dan kemudian mendapatkan restu untuk menginap sementara di Asrama Haji Pondok Gede. Akhirnya 147 rombongan dari Kalsel tiba di Asrama Haji pada Senin (3/10) sore. Sementara 29 orang rombongan calon jemaah Kaltim baru tiba pada Selasa (4/10) pukul 14.37 WIB.
Husin menambahkan, seluruh identitas dan syarat keberangkatan calon jemaah umrah ke Mekkah, Arab Saudi, baik tiket pesawat menuju Tanah Suci, paspor, dan visa mereka dipegang oleh pihak travel.
“Jadi memang kami memakan waktu banyak, tersesat, terlantar, begitu terus berjam-jam,” jelasnya.
Kendati demikian, Husin dan calon jemaah lainnya mengaku mendapat sedikit pencerahan, lantaran ada upaya pihak travel bakal mengembalikan dana mereka 100 persen, atau tetap memberangkatkan mereka. Upaya itu terjadi usai perwakilan dari Kemenag, kepolisian, dan pihak travel bertemu dan berdialog.
Husin juga mengatakan, pihaknya tidak ingin kembali ke kampung halaman dengan tangan kosong. Untuk itu, dari pada berlama-lama berada di DKI Jakarta, ia meminta agar para pemerintah daerah segera memberangkatkan mereka dengan dana talangan.
“Prinsipnya wajib menerbangkan atau mengganti dana jemaah. Kalau diganti, sudah ada travel lain yang menyanggupi. Intinya kalau kami kembali pulang malu, jadi harus berangkat,” ujar Husin.
Minta Diberangkatkan
Kementerian Agama (Kemenag) terus melakukan upaya agar pihak travel bertanggung jawab atas semua jemaah tersebut untuk diberangkatkan atau dikembalikan ke daerah.
Kemenag juga mengingatkan masyarakat, agar selalu berhati-hati dalam memilih travel perjalan ibadah umrah dengan seringnya kasus gagal berangkat seperti ini.
Kasubdit Pengawasan dan Pemantauan Umrah Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag Noer Alya Fitra alias Nafit mengatakan pihaknya telah melakukan upaya persuasif. Ia sudah melakukan negosiasi kepada pihak travel agar ratusan jemaah yang saat ini ditampung sementara di Asrama Haji Jakarta itu dapat diberangkatkan.
“Kami minta PPIU PT Naila Syafaah Wisata Mandiri untuk sementara tidak menerima pendaftaran jemaah baru. Kami minta mereka fokus memberangkatkan jemaah atau mengembalikan uang jemaah,” kata Nafit dikutip dari situs resmi Kemenag, Selasa (4/10).
Untuk travel PT Nalia Syafaah Wisata Mandiri, dalam surat peringatan Kemenag RI ditemukan banyak kasus gagal berangkat dan wanprestasi pelayanan.
Kemenag berharap semua dapat selesai hingga jemaah umrah itu bisa diberangkatkan atau jika tidak dapat dikembalikan biayanya untuk kembali bisa mendaftar berangkat umrah dengan travel yang benar.
Kemenag lantas mengimbau bagi masyarakat yang ingin beribadah umrah agar memperhatikan beberapa hal. Di antaranya, sebelum mendaftar ke penyelenggara perjalan umrah agar mengecek visa, tiket, hotel dan cek validitas dan testimoni travel. web