
JAKARTA – Partai Nasional Demokrat (NasDem) resmi mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) Pemilu 2024. Deklarasi diumumkan secara langsung oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh di Kantor DPP Partai NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (3/10).
“Inilah kenapa akhirnya NasDem melihat sosok Anies Rasyid Baswedan. Kami yakin pikiran-pikiran dalam perspektif baik makro mikro sejalan dengan apa yang kami yakini. Kami titipkan perjalanan bangsa ke depan insyaallah jika Anies terpilih nantinya pimpin bangsa jadi bangsa lebih bermartabat,” kata Paloh, seperti dikutip cnnindonesia.com.
Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem, Willy Aditya mengatakan, pihaknya tak memiliki stok calon wakil presiden (Cawapres) untuk mendampingi Anies sebagai capres di Pilpres 2024.
“Siapa yang akan menjadi pendamping Pak Anies itu kita hasilkan di arah mufakat. Dari Partai Nasdem kita tidak memiliki stok wapres,” kata Willy di CNN Indonesia TV, Senin (3/10).
Deklarasi dihadiri langsung oleh Anies. Gubernur DKI Jakarta ini tiba di NasDem Tower sekitar pukul 09.00 dengan setelan jas hitam, kemeja putih, dan dasi hitam.
Anies tak memberikan pernyataan apa pun kepada awak media dan hanya mengacungkan jempol saat ditanya pandangannya, terkait rencana Surya mendeklarasikan nama capres yang bakal diusung NasDem di Pilpres 2024.
Deklarasi NasDem mengusung Anies sebagai capres otomatis menggugurkan dua bakal calon lain yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
NasDem tidak bisa sendirian mengusung Anies sebagai calon presiden di Pemilu 2024, karena terbentur syarat presidential treshold (ambang batas pencalonan presiden).
NasDem pada Pemilu 2019 hanya mendapat 59 kursi atau sekitar 9.05 persen dari total kursi DPR RI. Sementara aturan pemilu mensyaratkan partai yang mengusung capres dan cawapres arus memiliki paling sedikit 20 persen jumlah kursi di DPR atau 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu sebelumnya.
Untuk menyiasati aturan ambang batas presiden itu NasDem mewacanakan membangun koalisi dengan PKS dan Partai Demokrat.
Di tempat yang sama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim akan tetap fokus mengurus Ibu Kota sampai jabatannya berakhir, meski sudah dideklarasikan menjadi capres dari Partai NasDem di Pemilu 2024.
Sebagai informasi, masa jabatan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta berakhir 16 Oktober mendatang.
“Sampai 16 Oktober, saya masih tetap akan fokus pada urusan Jakarta,” kata Anies usai melakukan peninjauan Terminal Penumpang Pelabuhan Muara Angke dan penandatanganan prasasti di Muara Angke, Jakarta Utara pada Senin (3/10), yang dikutip cnnindonesia.com.
“Kita juga sudah langsung ketemuan rapat dengan teman-teman semua para asisten, sekda, juga untuk membahas langkah-langkah kita di Jakarta,” ucap dia.
Terpisah, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo buka suara usai Partai NasDem resmi mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden untuk Pemilu 2024.
Nama Ganjar dan Anies, serta Panglima TNI Jendral Andhika Perkasa sebelumnya masuk sebagai kandidat capres dari NasDem. Namun, kemarin NasDem resmi mengumumkan Anies sebagai Capres 2024.
“Ya semua partai punya hak lah,” kata Ganjar saat ditanya awak media di Gedung Gradhika, Jalan Pahlawan, Semarang, Senin (3/10), seperti dikutip detik.com.
Diminta komentarnya dalam kapasitasnya sebagai Ketua Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama), Ganjar juga enggan berbicara. Menurutnya, Anies yang diusung sebagai capres merupakan urusan politik dan tidak berkaitan dengan Kagama.
“Enggak (ada pesan kepada Anies) ini politik urusannya,” ujarnya. web