
BANJARMASIN – Hingga triwulan III (Januari-September 2022), telah terjadi sebanyak 59 kasus bencana alam di Kalimantan Selatan, dan masih didominasi bencana banjir, angin puting beliung, serta tanah longsor.
“Kalau dibandingkan periode yang sama tahun 2021, trend bencana alam di Kalsel mengalami peningkatan, karena tahun lalu hanya 43 kali,” kata Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel H Achmadi, Senin (3/10).
Menurut Madi –sapaan akrabnya, dari 59 kali bencana alam di Kalsel hingga triwulan III itu masih didominasi bencana banjir sebanyak 33 kali, disusul angin puting beliung 20 kali, dan tanah longsor enam kali.
Sebanyak 33 kali kejadian bencana alam banjir di Kalsel di tahun 2022, terbanyak di Kabupaten Balangan enam kali, disusul Hulu Sungai Tengah (HST) empat kali, serta masing-masing empat kali di Kabupaten Tapin, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut.
Selain itu, tiga kali di Kota Banjarbaru, masing-masing dua kali di Kabupaten Banjar dan Kotabaru, serta masing-masing sekali di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Tabalong, dan Kabupaten Barito Kuala (Batola).
Sementara, sebanyak 20 kali bencana alam angin puting beliung terbanyak di Kabupaten HSS lima kali, disusul Batola empat kali, Banjar tiga kali, serta Kota Banjarmasin, HST, dan Tanbu masing-masing dua kali. Kemudian di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Kotabaru masing-masing satu kali.
Sedangkan bencana tanah longsor terjadi enam kali, yakni di Kabupaten HSS empat kali, masing-masing satu kali di Kabupaten Tabalong dan Kotabaru.
Akibat bencana alam banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor tersebut, menyebabkan 21.084 kepala keluarga (KK) atau 71.498 jiwa yang terkena dampaknya, dan 10 orang di antaranya meninggal dunia.
Korban terdampak bencana alam tahun 2022 terbanyak dari Kabupaten Banjar sekitar 12.300 KK atau 42.442 jiwa, Balangan 2.806 KK atau 8.882 jiwa, dan HST tercatat 2.153 KK atau 6.457 jiwa.
Sedangkan, 10 orang korban meninggal dunia, yakni tujuh orang dari Kabupaten Kotabaru, dua orang dari HST, dan satu orang dari HSS.
Akibat bencana alam di Kalsel itu, menyebabkan 43 buah rumah penduduk rusak berat, 73 buah rumah rusak sedang, dan 153 buah rumah rusak ringan, serta kerugian yang dialami ditaksir mencapai Rp 5,260 miliar.
Kerugian terbesar dialami Kabupaten Banjar mencapai Rp 3,645 miliar, disusul HSS sekitar Rp 610 juta, dan Batola ditaksir Rp 570 juta. ani