BANJARMASIN – Lubang bekas galian proyek peningkatan saluran drainase di Jalan Pahlawan, Kelurahan Seberang Masjid, dikeluhkan warga. Tak hanya mengancam keselamatan pengguna jalan, namun juga mengganggu aktivitas perekonomian warga.
Proyek peningkatan saluran drainase milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin senilai Rp 1.139.137.500 atau Rp 1,1 miliar lebih ini digarap kontraktor pelaksana CV Kahayan Jaya Utama dengan konsultan pengawas; CV Riscon Sultarindo.
Berdasar kontrak proyek ini dimulai sejak 25 Agustus 2022 dengan masa kerja 120 hari kalender dan waktu pemeliharaan 180 hari kalender.
Bekas galian yang masih menganga serta berair itu dikhawatirkan bisa mengancam keselamatan pengguna jalan. Sementara, akses jalan bagi pertokoan atau warung hanya dipasang lantai kayu sebagai penghubung.
“Kami mendukung jika drainase Jalan Pahlawan yang langganan banjir tiap air pasang atau hujan diperbaiki. Tapi kenapa pekerjaannya berlarut-larut, sehingga menyisakan lubang yang membahayakan, apalagi di malam hari,” ucap Taberi, pemilik bengkel di Jalan Pahlawan kepada jejakrekam.com, Senin (26/9).
Menurut dia, bongkaran untuk saluran drainase itu hampir sepanjang Jalan Pahlawan, namun justru dibiarkan terbuka tanpa ada penutup. Meski ada garis kuning proyek dipasang, tapi tanda bahaya tak dipasang kontraktor proyek.
“Kami hitung sudah dibiarkan hampir 15 hari atau setengah bulan ini terbuka. Ini jelas membahayakan,” kata Itab, sapaan akrabnya.
Menurut dia, gara-gara adanya lubang menganga juga berimbas kepada para pelanggan, karena tak bisa lagi menuju ke area bengkel. Hal serupa juga dirasakan pada pedagang atau pemilik ruko atau kios di sepanjang Jalan Pahlawan.
“Gara-gara lubang bekas galian drainase ini, aktivitas bongkar muat meuble juga terganggu. Bahkan, mobil tidak lagi parkir langsung masuk ke halaman kios, karena jembatan kayu itu dibikin kecil dan tak kuat,” kata pemilik Toko Meubel Berkat Bersama, Nasiri.
Lain lagi dengan Fatimah. Warga Jalan Pahlawan Seberang Masjid ini juga mengeluhkan lubang bekas galian drainase yang dibiarkan terbuka bikin dirinya khawatir.
“Saya takut terjatuh dan masuk ke bekas galan saluran drainase saat mau masuk dan keluar gang. Seharusnya dipasang pelat baja sehingga lebih kuat dibandingkan jembatan kayu sementara. Kalau patah, bisa terjatuh masuk ke bekas galian,” kata Fatimah.
Tokoh pemuda Seberang Masjid-Kampung Melayu, H Aflah pun menilai pekerjaan saluran drainase itu terkesan tidak profesional. Dari amatannya, para pekerja proyek memulai aktivitas dari pukul 08.00 pagi hingga 17.00 sore atau 8 jam. Kemudian, pada hari Minggu libur.
“Padahal, pekerjaan drainase itu harusnya cepat selesai. Apalagi, saat ini memasuki musim hujan, lubang bekas galian itu akhirnya jadi saluran air yang membahayakan,” kata Aflah.
Dia mendesak agar Dinas PUPR Banjarmasin segera menegur kontraktor pelaksana dan konsultan pengawas, karena keberadaan lubang sepanjang Jalan Pahlawan itu benar-benar dikeluhkan warga. jjr