Rabu, Agustus 20, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Studi Temukan Hubungan Gangguan Tidur dengan Kesehatan Mental

by matabanua
21 September 2022
in Mozaik
0
D:\2022\September 2022\22 September 2022\11\11\studi.jpg
(Foto:mb/web)

Studi menemukan ada kemungkinan hubungan antara kurang tidur dan beberapa gangguan kesehatan mental. Menurut siaran pers dari University of California, Irvine (UCI), gangguan kesehatan mental ini termasuk kecemasan, sindrom Tourette dan autisme.

Para ilmuwan dari UCI berhipotesis Circadian Rhythm Disruption (CRD) adalah faktor psikopatologi yang dimiliki oleh berbagai penyakit mental. Penelitian hubungan antara tidur dan gangguan mental diterbitkan baru-baru ini di jurnal Translational Psychology.

Artikel Lainnya

D:\2025\Agustus 2025\20 Agustus 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\5 minuman.jpg

5 Minuman yang Ampuh Pulihkan Tubuh Setelah Sakit

19 Agustus 2025
D:\2025\Agustus 2025\20 Agustus 2025\11\Halaman 1-11 Rabu\ortu.jpg

Ortu Wajib Catat, 7 Makanan Enak Ini Merangsang Kecerdasan Otak Anak

19 Agustus 2025
Load More

“Analisis kami menemukan bahwa gangguan ritme sirkadian adalah faktor yang secara luas tumpang tindih dengan seluruh spektrum gangguan kesehatan mental,” kata penulis senior, profesor ilmu komputer UCI, dan direktur Institute for Genomics and Bioinformatics UCI, Pierre Baldi, dilansir Fox News, Selasa (20/9), kemarin.

Peneliti UCI menemukan bukti signifikan dari hubungan antara gangguan tidur dan gangguan ini. Peneliti memeriksa literatur peer-review tentang gangguan kesehatan mental yang paling umum.

“Analisis kami menemukan bahwa gangguan ritme sirkadian adalah faktor yang secara luas tumpang tindih dengan seluruh spektrum gangguan kesehatan mental,” ujar penulis utama, ahli saraf dan profesor di departemen Ilmu Farmasi UCI, Amal Alachkar.

Menurut Healthline.com, ritme sirkadian adalah pola tidur-bangun yang dialami individu selama 24 jam sehari. Mempertahankan kebiasaan sehat dapat membantu merespons ritme alami tubuh Anda dengan lebih baik. Salah satu tindakan proaktif adalah memulai pola tidur yang sehat ketika anak-anak masih kecil. Para peneliti UCI juga berbagi lebih banyak informasi tentang ritme sirkadian.

Ritme sirkadian secara intrinsik sensitif terhadap isyarat terang atau gelap, sehingga mereka dapat dengan mudah terganggu oleh paparan cahaya di malam hari, dan tingkat gangguan tampaknya tergantung pada jenis kelamin dan berubah seiring bertambahnya usia. Ilmuwan juga percaya usia juga merupakan faktor penting, di mana CRD dapat mempengaruhi timbulnya gangguan mental terkait penuaan di antara orang tua.

“Isu menarik yang kami telusuri adalah interaksi ritme sirkadian dan gangguan mental dengan seks,” kata Baldi.

Misalnya, sindrom Tourette hadir terutama pada pria, dan penyakit Alzheimer lebih sering terjadi pada wanita dengan rasio sekitar dua pertiga hingga sepertiga. Ilmuwan juga percaya bahwa usia merupakan faktor penting.

Tim yang dipimpin UCI menyarankan pemeriksaan CRD menggunakan transkriptomik (ekspresi gen) dan teknologi metabolomik pada model tikus. Ini akan menjadi proses throughput tinggi, dengan peneliti memperoleh sampel dari subyek sehat dan sakit setiap beberapa jam sepanjang siklus sirkadian. Pendekatan ini dapat diterapkan dengan keterbatasan pada manusia, karena hanya sampel serum yang benar-benar dapat digunakan, tetapi dapat diterapkan dalam skala besar pada model hewan, khususnya tikus, dengan mengambil sampel jaringan dari area otak dan organ yang berbeda, selain serumnya.

Jika eksperimen dilakukan dalam cara sistematis sehubungan dengan usia, jenis kelamin, dan area otak untuk menyelidiki ritme molekul sirkadian sebelum dan selama perkembangan penyakit, maka itu akan membantu komunitas riset kesehatan mental mengidentifikasi biomarker potensial, hubungan sebab akibat, dan target terapi baru.rep

 

Tags: Gangguan tidurkesehatan mental
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA