
JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan wacana menggantikan kompor gas dengan kompor listrik. Langkah ini guna mengurangi angka subsidi gas, yang saat ini cukup besar.
Wacana ini pun menuai banyak tanggapan. Beberapa kalangan khawatir konversi dari kompor gas ke listrik ini akan membuat beban listrik menjadi membengkak.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufik Bawazier menyampaikan, total watt pada satu kompor listrik dengan dua tungku yaitu 2.800 watt. Daya pada tungku kiri yaitu 1.000 watt, dan tungku kanan 1.800 watt.
“Jadi, voltage menentukan cara masak, masak air cepat,” ujarnya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (21/9).
Ketua Komisi VII pun menanyakan jika voltage kecil artinya tidak maksimal, bahaimana jika di bawah seribu. “Saya kira tidak maksimal,” ucap Taufik.
Juga dijelaskan, kompor listrik yang akan diuji coba memiliki beberapa fitur seperti ukuran tingkat panas dari rendah ke tinggi, yang minimal terbagi menjadi lima tingkat atau level.
Kemudian, terdapat tambahan fitur pilih fungsi, timer, child lock, on/off, menampilkan display angka besaran sesuai level daya. Sedangkan untuk masing-masing tungku diameter area memasak minimal 20 cm.
Bagi pengguna kompor listrik dengan spesifikasi tersebut, maka peralatan yang dapat digunakan yaitu steampod atau panci diameter minimal 18 cm, fry pan atau wajan diameter atas minimal 27 cm.
Sementara, komponen yang ada pada kompor listrik terdapat komponen impor dan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Untuk komponen impor, yaitu PCB, sensor, fan, ceramic tempered glass. Dan TKDN, yaitu enameled wire, kabel power, screw, heatsink, modul KWH motor, dan utensil. lp6