![C:\Users\Yoyos\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\Anie Baswedan.jpeg](http://matabanua.co.id/wp-content/uploads/2022/09/c-users-yoyos-appdata-local-microsoft-windows-ine-36.jpeg)
JAKARTA – Koordinator Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) La Ode Basir mengatakan, Tabloid KBA Newspaper berisi soal Anies Baswedan yang beredar di salah satu masjid wilayah Malang bukan tabloid gelap.
Ia menyebutkan, tabloid itu ditulis oleh wartawan yang bersimpati kepada Anies. “Itu bukan tabloid gelap. Itu KBA news. Ada founder, editor jelas sekali. Ada teman-teman wartawan itu saya lihat rata-rata mereka di tabloidnya itu, kan ada mereka siapa penulisnya. Rata-rata wartawan senior yang bersimpati kepada Mas Anies. Mereka menulis itu,” katanya, Selasa (20/9).
Menurutnya, sosialisasi capaian dan prestasi Anies melalui tabloid adalah hal yang positif. Ia menyebutkan, kelompok relawan butuh alat peraga atau instrumen untuk mengenalkan Anies kepada masyarakat.
“Isinya kan bisa diverifikasi, bisa dilihat oleh semua orang. Secara etis kami di Relawan Anies memang sudah ada kode etik bagaimana politik yang kami lakukan adalah politik santun, menyampaikan capaian-capaian dan prestasi Mas Anies,” ujarnya.
Terkait peredaran tabloid ke masjid hingga pasar, menurutnya hal itu di luar kontrol. Namun ia menolak jika peredaran tabloid ke masjid disebut sebagai politisasi agama. Istilah itu sebelumnya lekat dengan Pilkada DKI 2017.
“Saya ingin berdebat dengan siapa yang ungkapkan itu. Berikan data bahwa di Pilkada DKI (2017) Mas Anies melalukan politisasi agama. Kalau tidak ada data lalu diproduksi berulang-ulang, justru ini penyebar kebencian,” ucapnya.
Sementara, Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KOReAN) Muhammad Ramli Rahim menilai, beredarnya tabloid yang berisi kesuksesan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di masjid Kota Malang, merupakan salah satu bentuk gerakan arus bawah.
Ia menganggap tabloid yang dibuat dan disebarkan oleh masyarakat sebagai bentuk dukungan terhadap Anies.
“Relawan itu kan ada yang melembaga dan terstruktur, ada juga yang individual dan tidak terstruktur, apalagi jika hanya simpatisan. Apa yang mereka lakukan mungkin adalah bentuk dukungan mereka terhadap Anies Baswedan. Ini gerakan arus bawah. Pengamatan saya bukan hanya tabloid, tapi stiker, spanduk dan lain-lain masyarakat buat sendiri,” ujarnya.
Terlepas dari itu, Ramli menegaskan tidak menginstruksikan relawan yang dipimpinnya untuk menyebarkan tabloid Anies.
Ia mengaku tidak curiga jika tabloid itu dibuat dan diedarkan pihak yang tidak mendukung Anies, dengan maksud mendiskreditkan karena disebarkan salah satunya di masjid wilayah Malang.
“Kami pimpinan relawan Anies itu lebih banyak berpikir positif dibanding berpikir negatif. Jadi kami tak curiga bahwa itu dari pihak yang kurang senang atau tidak mendukung Anies,” katanya.
Di sisi lain, Ramli setuju dengan Wali Kota Malang Sutiaji yang melarang tabloid itu diedarkan di tempat ibadah, tidak hanya masjid. Namun, ia meminta agar pelarangan itu konsisten terhadap media cetak lain, yang juga menampilkan tokoh-tokoh tertentu.
“Tabloid KBA itu memang banyak memuat hal-hal tentang Anies, tetapi status tabloid itu sama saja dengan tabloid lainnya atau media cetak lainnya. Jadi Pak Wali juga harus konsisten jika ada yang bagikan koran atau media apapun yang menampilkan tokoh tertentu. web
PEMIMPIN Redaksi KBA News Haz Pohan, mengaku tidak mengetahui produknya beredar di salah satu masjid di Malang, Jawa Timur. Produk yang dimaksud berupa tabloid berisi ulasan kerja Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Ia mengaku kaget ketika mendapat informasi ada KBA Newspaper beredar di masjid. Pasalnya, selama ini tabloid itu dibagikan di jalan atau tempat orang berjualan.
“Soal info berita beredarnya KBA Newspaper di masjid, kami tidak tahu. Yang selama ini kami tahu, dari video-video, dibagikan di jalan dan di tempat orang berjualan. Saya tidak pernah mendengar sebelumnya ada yang bagi koran KBA di masjid. Saya ikut kaget juga, tapi enggak tahu juga, siapa yang bagikan itu di masjid,” katanya, Selasa (20/9).
Ia menjelaskan, KBA Newspaper memuat tulisan kinerja dan pencapaian Anies seperti media massa pada umumnya. Ia menyatakan tidak ada hoaks yang dipublikasikan dalam koran.
“Kami hanya fokus memberitakan sepak-terjang, aktivitas, dan hal-hal positif Anies yang perlu publik ketahui. Sudah lebih setahun kami berkumpul di KBA dan lancar saja. Itu kan nyata. Konten KBA adalah positif, membangun, dan konstruktif. Kami tidak memusuhi siapa pun anak bangsa, tak pernah caci maki siapapun para calon pemimpin bangsa,” jelasnya.
Haz mengatakan, KBA News tidak memiliki hubungan apapun dengan Anies Baswedan. Pihaknya sebatas memberitakan sosok yang memang memiliki pencapaian selama menjabat sebagai gubernur.
“Rugi lah bangsa ini jika diskriminatif dan abai terhadap potensi, kapasitas, dan kompetensi besar Anies. Di internasional saja diakui kehebatannya kok,” ucapnya.
Sebelumnya, sebuah tabloid berisi kesuksesan Anies tersebar di Kota Malang. Tabloid itu dibagikan kepada jemaah Masjid Al Amin Kota Malang saat Shalat Jumat.
Pada tabloid berisi 12 halaman edisi cetak 28 Februari 2022 tersebut, pada sampulnya memajang foto Anies dengan judul ‘Mengapa Harus Anies? ‘. Seluruh isi kontennya mengulas soal Anies. web