Kamis, Juli 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Mengawal Moderasi Beragama Di Era Digitalisasi

by matabanua
20 September 2022
in Opini
0
D:\2022\September\21 September 2022\8\8\sabarnudin.jpg
Oleh : Sabarnuddin (Mahasiswa Pendidikan Sejarah UNP)

Kemajuan zaman yang kian meningkat merambah hingga mempermudah berbagai aktivitas manusia , khususnya generasi muda yang dilanda “demam Digital” dalam segala lini kehidupannya. Hari ini hingga masa yang akan datang akan terus bermunculan berbagai teknologi yang akan mengalahkan teknologi masa kini yang tengah kita rasakan. Kehidupan bermasyarakat terus berubah seiring dengan melesatnya media dan teknologi mutakhir yang menjadikan semua hal serba instan, terutama hal hal yang nantinya akan saling bersinggungan yakni keberagamaan dan moralitas bangsa yang hadir di era puncaknya teknologi. Hal ini menjadi problem baru dalam keberagaman serta kemajemukan dalam bingkai Indonesia.

Di mulai sejak tahun 2019 oleh Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin Pada waktu itu yang berhasil memasukkan Kebijakan Moderasi Beragama dalam Rencana Pembangunan Menengah Nasional (2020-2024). Hal tersebut ditandai dengan peluncuran “Buku Putih” Berjudul Moderasi Beragama. Kisahnya di mulai dari wejangan singkat dari Cendekiawan Muslim yang Baru saja Menginggal Dunia pada Hari Minggu(18/09) di Kuala Lumpur, malaysia yaitu Prof. Dr. Azyumardi azra, MA.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\3 Juli 2025\8\master opini.jpg

Berantas Narkoba Selamatkan Masyarakat

2 Juli 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Kampus Bentuk Satgas Perlindungan Perempuan, Sudah Cukupkah?

2 Juli 2025
Load More

Dalam testimoni yang disampaikan dalam takziah yang di adakan IKAUIN jakarta oleh Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin Beliau mengatakan “beliau merupakan sosok sang pengawal moderasi beragama yang konsisten dengan bidang nya yakni Sejarah Perdaban Islam, Sekalipun beliau mampu menduduki kursi kursi strategis di pemerintahan, namun tekadnya tetap dalam ranah Akademis dan ilmiah. Yang menjadikan beliau sang panutan Dalam Saya dalam memperhatikan Moderasi Beragama sebagai kekuatan Bangsa Indonesia Untuk menenyatukan Berbagai Perbedaan”

Sejak di luncurkan hingga saat ini Moderasi Beragama terus digaungkan sebagai highligth dalam berbagai kegiatan Kementerian Agama maupun orasi –orasi yang disampaikan oleh para tokoh politik, spiritual, intelektual, hingga akademisi. Pemahaman akan kebersamaan dalam bingkai kebangsaan harus di kuatkan hingga mampu menyuburkan benih-benih persatuan. Hal yang menjadi perhatian para tokoh bangsa akan masifnya gerakan terselubung cikal bakal paparan radikalisme, anarkhisme , hingga Terorisme. Hingga tahun 2022 Direktur Badan Nasional Pencegahan Terorisme Ahmad Nurwakhid menyebutkan Setidaknya 33 juta rakyat indonesia terpapar Faham radikalisme dan yang rentan terkena faham ini Mahasiswa dan Mahasiswi.

Tantangan Moderasi Beragama

Moderasi beragama mengalami jalan yang tidak mudah dalam perkembangan hingga saat ini, masyarakat yang seharusnya mendapat sentuhan langsung dari kebijakan moderasi beragama justru sering terabaikan dalam kehidupan sehari hari. Masyarakat yang justru mendapat perhatian lebih dari para tokoh masyarakat yakni yang hidup dalam lingkungan pesantren, para pegawai, serta para pendidik. Dalam prakteknya tidak salah seutuhnya namun gagasan akan moderasi beragama diperuntukkan untuk kaum yang berpotensi akan bersinggungan langsung dengan ranah keagamaan dan masyarakat awam. Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai memahami akan pentingnya menghargai perbedaan dan memperkuat persaudaraan satu bangsa yang dalam semangat perjuangan K. H . Hasyim As’ari dikenal “Hubbul wathhan Minal Iman” Cinta tanah air bagian dari iman. Semangat jihad membela negara bagian dari keimanan itu teus tertancap dalam dada kaum Nahlidyin yang takzim akan seruan K.H Hasyim As’ari dalam memperjuangkan kemerdekaan dari belanda hingga jepang .

Permasalahan yang paling mendasar akan sulitnya menyadarkan masyarakat tentang pentingnya moderasi beragama yaitu masih bercokolnya rasa lebh mengetahui dari yang lain. Sudah hal lumrah dalam masyrakat indonesia  karena tingkat literasi yang jauh dari negara- negara maju. Menurut data statistik dari UNESCO, dari total 61 negara, Indonesia berada di peringkat 60 dengan tingkat literasi rendah. Ini yang menjadi perahtian bersama teruatama bagi para pendidik dan tokoh bangsa yang yang hari ini menduduki kursi pemerintahan. Negara akan maju dengan meningkatnya literasi rakyatnya, namun yang terjadi justru negara ini jauh dari keberhasilan membangun budaya membaca yang menjadi modal dalam menegakkan pundi- pundi kemajuan bangsa ini.

Hal yang lebih memprihatinkan mengenai data survei terbaru pengguna internet rakyat indonesia saat ini menembus 210 juta pengguna dari angka sebelumnya hanya 175 juta pengguna dan bila di akumulasikan menjadi maka pengguna internet rakyat indonesia dari total keseluruhannya ialah 77,02 %. Angka yang sangat fantastis bagi sebuah negara yang berkembang seperti indonesia, namun hal ini juga harus di barengi dengan kemajuan literasi yang baik. Pola masyarakat yang “cuek” dengan berbagai permasalahan yang terjadi di sekelilingnya menambah lengkap perangkat benih kerusakan serta kemunduran generasi milenial dengan peristiwa di sekitarnya.

Menjadi Alat Politik

Program pemerintah yang baik tentu akan menjadi penarik simpati masyarakat, namun ada hal yang terjadi di balik suksesnya suatu program atau kebijakan yang dicanangkan pemerintah. Tahun 2022 ini menjadi awal kampanye para elite politik yang punya kepentingan dalam kontestasi pemilu 2024. Ranah nya kegiatan formal masyarakat harusnya tidak di isi dengan kampanye para calon yang akan naik di pemilu mendatang, namun sudah menjadi hal yang biasa melangsungkan kampanye terselubung dalam berbagai kegiatan masyarakat yang tidak ada kaitannya dengan kamapnye politik. Bila ditelisik lebih jauh hampir disetiap rangkaian kegiatan keagamaan di lingkuangan masyarakat yang mengundang orang banyak akan terlihat berbagai poter ataupun “amplop” yang tersebar secara diam diam namun pasti oleh para tim sukses. Hal ini harus nya menjadi evaluasi bagi pihak Badan Pengawas Pemilu dan masyarakat itu sendiri yang menyaksikan hal itu terjadi. Ada banyak penyelewangan kekuasaan yang beradalih sebagai orasi persatuan dan kerukunan antar umat beragama.

Refleksi Moderasi Beragama

Polarisasi yang telah terpatri dalam benak masyarkat akibat pemilu harus di sudai dengan kembali menjadi rakyat biasa yang saling mengisi kebersamaan dalam bingkai kebangsaan. Bangsa ini mampu meepaskan diri dari penjajahan karena kuatnya persatuan dan mengenyampingkan perbedaan untuk satu tujuan yaitu kemerdekaan. Oleh karena itu ditengah gencarnya informasi yang tersebar di media sosial yang mengarahkan kepada perpecahan dan mempertajam perbedaan harus segera di hentikan dengan abijak dan arif. Ada abnyak cara yang bisa kita perbuat untuk menguatkan pondasi persatuan dan kesatuan rakyat yang hari ini dikotakotak kotakkan sesuai pilihan partai politik atai pilihan calon di pemilu mendatang. Mari bersama membangun bangsa ini menjadi bangsa yang berkperibadian, berkemjuan , dan moderat sebagaimana mimpi sang Proklamator Bung Karno yang memperkenalkan Indonesia sebagai bangsa yang Besar yang memiliki berbagai keindahan dan keberagaman namun tetap bersatu di Bawah bingkai Kebhinekaan.

 

 

Tags: Era DigitalisasiLukman Hakim SyaifuddinMahasiswa Pendidikan Sejarah UNPMenteri agamaModerasiSabarnuddin
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA