
BANJARMASIN – Kasus Covid-19 di Banjarmasin disebut-sebut terus mengalami penurunan hingga saat ini dan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tertanggal 15 September 2022, terdapat 67 kasus aktif.
Sedangkan warga yang masih menjalani isolasi mandiri (Isoma) berjumlah 64 kasus dan tiga kasus menjalani isolasi di Rumah Sakit (RS).
Dibandingkan dengan satu hari sebelumnya, kasus aktif berjumlah hanya 57 orang. Kemudian Isolasi Mandiri 53 orang dan isolasi di rumah sakit ada empat orang.
“Kasus Covid-19 di Banjarmasin sudah turun trennya, tetapi semua harus tetap waspada,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, M Ramadhan saat dikonfirmasi di Balai Kota, Senin (19/9).
Meski demikian, katanya, jauh berkurangnya kasus Covid-19 di kota berjuluk seribu sungai tampaknya perlu dipertanyakan. Bukan tanpa alasan, hal itu dikarenakan bahwa testing atau pemeriksaan dini untuk mengetahui kondisi seseorang sudah terjangkit Covid-19 atau tidak, sudah tak semasif dulu.
Sekarang, testing hanya dilakukan terhadap 10 orang terdekat yang diduga tertular Covid-19. “Algoritma kasus di Pemerintah Pusat juga menurun. Jadi testing kita juga berkurang, bahkan dalam sebulan belum tentu ada kita laksanakan testing,” ungkapnya.
Berbeda sebelumnya yang mana, menurut Ramadhan, testing bisa dilakukan hingga kepada 500 orang kontak erat penderita Covid-19, baik di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi.
“Dua bulan lalu, testing masih kita lakukan masif, apalagi saat tinggi-tingginya kasus di Jakarta dan saat temuan omicron terbaru, hal itu untuk upaya preventif,” pungkasnya.
“Sekarang sudah normal dan pembelajaran juga sudah aktif semua, maka dari itu sekarang arahnya kita dorong untuk vaksin booster,” ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, Ramadhan pun mengaku masih menunggu angin segar dari Pemerintah dan WHO, terkait berakhirnya pandemi Covid-19. “Kabar itu masih kita tunggu. PPKM level 1 juga baru berakhir pada 3 Oktober 2022 mendatang,” tutupnya. dwi/ani