
MOBIL LISTRIK – Mobil Toyota Kijang Innova EV Concept yang dihadirkan di area Indonesia International Motor Show (IIMS) 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta ini salah satu contoh mobil listrik. Kendaraan yang memiliki tiga baris dengan kapasitas tujuh tempat duduk akan diproduksi secara lokal di Indonesia.( Foto: mb/dtc)
JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, pemerintah kini tengah menyiapkan insentif untuk memberikan subsidi bagi pembelian mobil listrik oleh masyarakat.
“Iya. Sekarang kan mekanismenya sedang digodok, sedang dibahas,” ujar Arifin Tasrif beberapa waktu lalu di Jakarta.
Program peralihan dari kendaraan berbahan bakar fosil ke mobil listrik ini terus diusung pemerintah guna menciptakan emisi gas buang yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu, Arifin mengatakan, penggunaan mobil listrik berbasis baterai juga lebih hemat ongkos ketimbang kendaraan konvensional bertenaga BBM.
“Contohnya, sekarang ini Pertalite, bensin Rp 10.000 untuk 30 km. Sekarang kalau pakai listrik 1 kWh bisa juga 30 km. Sekarang kalau nge-charge listrik kan enggak sampai Rp 2.000. Sedangkan kalau pakai bensin Rp 10.000. Jadi hemat Rp 8.000,” bebernya.
Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sudah menyatakan komitmennya untuk mempercepat pemakaian kendaraan listrik. Itu ditunjukan melalui penerbitan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022, sebagai arahan untuk melakukan konversi menuju kendaraan listrik bagi mobil-mobil dinas di lingkup pemerintahan.
Arifin menilai, kebijakan itu bisa jadi batu loncatan untuk memperluas pemakaian mobil listrik di tengah masyarakat.
“Paling enggak gini, kalau kendaraan listrik sekarang udah dapat keringanan-keringanan fiskal di sisi hulu. Ke depan, memang instansi pemerintah ke depan akan gunakan kendaraan listrik,” tuturnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai Indonesia telah menjadi salah satu pemain kunci dalam skena industri mobil listrik dunia. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya investor besar dunia yang mencemplungkan diri dalam program hilirisasi pembuatan baterai mobil listrik di Tanah Air.
“Sekarang ini, Indonesia telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai litium global. Produsenmobil listrik dari Asia, Eropa, dan Amerika ikutberinvestasi di Indonesia,” ujar Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR & DPD RI.
Setelah nikel, Jokowi melanjutkan, pemerintah juga akan mendorong hilirisasi untuk bahan baku perangkat mobil listrik lainnya, semis bauksit, tembaga, dan timah.
“Kita harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi, yang akan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia,” seru Jokowi.
Jokowi menyebut, energi bersih dari panas matahari, panas bumi, angin, ombak laut, dan energi bio, akan menarik industrialisasi penghasil produk-produk rendah emisi.
Sebagai contoh, ia menyinggung kawasan industri hijau di Kalimantan Utara yang dinilainya akan menjadi Green Industrial Park terbesar di dunia.
“Saya optimistis, kita akan menjadi penghasil produk hijau yang kompetitif di perdagangan internasional. Upaya tersebut bisa langsung disinergikan dengan program peningkatan produksi pangan dan energi bio,” kata Jokowi. lp6/mb06