BANJARMASIN – Cemaran partikel mikroplastik yang menyasar sungai hingga sejumlah jenis ikan ditanggapi serius Pemerintah kota (Pemko) Banjarmasin dan saat ini sedang mempersiapkan dokumen laporan menindaklanjuti adanya isu cemaran partikel tersebut.
Kepala Bidang Pengawasan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, M Khuzaimi mengatakan pihaknya sudah membahas isu itu pula bersama ahli lingkungan, akademisi, DPRD Kota Banjarmasin, Balai Wilayah Sungai dan instansi terkait lainnya.
“Pembahasan, digelar melalui rapat virtual terkait isu mikroplastik ini sudah mendunia,” ujarnya, di Banjarmasin, Sabtu (17/9) siang saat dihubungi.
Ia juga mengatakan, partikel mikroplastik sangat berpotensi ada di sungai di Kota Banjarmasin dan daerah sekitarnya dan dari diskusi itu pihaknya merangkum berbagai masukan. Itulah yang disusun menjadi dokumen yang bakal diteruskan ke DLH Provinsi Kalsel.
“Mungkin, kalau tidak Senin berarti Selasa (20/9) mendatang baru rampung,” ucapnya.
Disinggung apa saja poin yang ada dalam dokumen yang sedang disusun itu, Khuzaimi menjelaskan beberapa hal seperti di antaranya tentang penanganan sungai.
“Mengingat Sungai Martapura dan Sungai Barito menjadi kewenangan provinsi, termasuk ketika ingin melakukan penelitian lanjutan,” ungkapnya.
Di sisi lain, terlepas dari adanya upaya penyusunan dokumen, pihaknya mengimbau agar masyarakat bisa turut serta menjaga kebersihan sungai, salah satunya dengan tidak membuang sampah ke sungai.
“Kami juga akan lebih giat lagi mengkampanyekan agar sungai bebas dari sampah, terlebih sampah plastik,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya adanya cemaran mikroplastik itu merupakan hasil penelitian para peneliti yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Sungai Nusantara dan Perkumpulan Telapak Kalsel.
Penelitian, berlangsung sejak 26 Agustus hingga 1 September 2022 tadi. Setidaknya, sepuluh jenis ikan yang banyak dikonsumsi masyarakat rata-rata mengandung 53 partikel mikroplastik.
Sebagian diantaranya yakni Ikan Patung, Seluang, Tembubuk, Lompok, Lais, Nila, Puyau, Sili-sili, Handungan dan Ikan Senggiringan.
Ada pun kadungan yang paling parah, ditemuka pada Ikan Lais. Kandungan mikroplastik di lambungnya sebesar 135 partikel mikroplastik.
Masih dari hasil penelitian, selain ikan, para peneliti juga mendapatkan hasil yang tak kalah mengejutkan terkait cemaran mikroplastik di perairan Kota Banjarmasin.
Dari tiga sampel air sungai yang diambil yakni di kawasan Jembatan Banua Anyar, depan Tugu Bekantan dan Jembatan Pengambangan misalnya, peneliti mendapati semua sampel tersebut telah tercemar mikroplastik.
Rata-rata pencemaran sebesar 56 partikel mikroplastik dalam 100 liter air. Kandungan mikroplastik terbanyak di ketahui ada di Sungai Martapura. Persisnya di depan Patung Bekantan yaitu sebanyak 125 partikel mikroplasrik dalam 100 liter air. dwi/ani