
JAKARTA – Pemuda Madiun yang jadi tersangka terkait hacker Bjorka, Muhammad Agung Hidayatullah atau MAH (21), mengaku trauma saat ditangkap pihak kepolisian beberapa hari lalu.
Perasaan takut menghantui pikiran MAH, saat mengetahui ia dibawa ke Mabes Polri di Jakarta oleh sejumlah aparat kepolisian, Rabu (14/9).
“Trauma pas di bawa ke Jakarta. Enggak bisa pulang ini gimana, pikiran sudah ke mana-mana,” katanya di rumahnya, Madiun, Jawa Timur, Sabtu (17/9).
Usai dua hari tak pulang, MAH pun mengaku lega sekaligus takut, saat akhirnya kembali ke rumahnya pada Jumat (16/9).
Sebab, meski sudah dipulangkan, ia mengaku masih ada orang yang mengawasinya. Setelah dipulangkan polisi, MAH juga dikenakan wajib lapor tiap dua kali dalam sepekan.
“Saya dilepaskan kayak gini ya masih diawasi, disuruh wajib lapor terus ke Polres Madiun, satu minggu dua kali, Senin sama Kamis,” ucapnya
Setelah kejadian ini, MAH pun mengaku masih ingin beristirahat di rumahnya dan berkumpul bersama keluarga. Ia juga memilih libur kerja di gerai minuman es untuk sementara waktu. “Saya minta libur, cuma agak lama,” ujarnya.
Diketahui, MAH merupakan pemuda Madiun yang diduga ‘membantu’ hacker Bjorka. Ia merupakan orang di balik pembuatan channel Bjorkanism di Telegram.
Sebelumnya, MAH mengaku ia hanyalah pembuat channel Telegram Bjorkanism. Channel pemuda asal Madiun itu kemudian dibeli hacker Bjorka secara langsung sebesar $100. Hal itu yang kemudian diduga jadi dasar polisi menetapkannya sebagai tersangka.
MAH mengatakan, kejadian itu bermula saat ia merasa kagum kepada Bjorka atas aksi peretasannya. Ia kemudian membuat channel Telegram Bjorkanism, yang isinya membagikan ulang postingan asli Bjorka.
“Saya lihat, wah, Bjorka ini bagus sih, ngefans lah. Penasaran terus lama-lama ngefans, soalnya yang dibocorin itu kan data-data pemerintah Indonesia,” katanya, Sabtu (17/9).
Melalui channel yang dibuatnya, MAH lalu mengunggah ulang beberapa postingan asli Bjorka hingga banyak orang menyukai channel itu.
“Saya coba posting yang ‘stop being idiot’, langsung banyak yang suka. Besoknya lagi bocorin surat presiden itu. Ia pasti ngasih tau di grup private itu sebelum ke publik,” ucapnya.
Ia tak menyangka channel buatannya itu disukai ribuan orang, hingga pada akhirnya Bjorka sendirilah yang tertarik membelinya.
“Pake telegram, dia kasih pengumuman di grup privasi dia, ‘yang pegang channel ini (channel buatan MAH) DM saya, saya kasih $100’. Langsung saya DM,” ucapnya menirukan pesan Bjorka.
Saat berkomunikasi dengan Bjorka, seluruh percakapan dilakukan dengan Bahasa Inggris. Transaksinya pun menggunakan BitCoin.
“Bisa (Bahasa Inggris) pakai translate, tinggal ketik aja, terjemahan Inggris-nya tinggal kirim, Setelah itu saya jual, cuma saya masih di situ, karena belum sempat transfer kepemilikan grup. Dibeli 100 dolar sekitar Rp1,5 juta, bentuk BitCoin,” jelasnya.
Kini MAH pun mengakui kesalahannya dan menyampaikan permohonan maaf kepada pemerintah dan polisi, karena telah membuat channel Bjorkanism dan menjualnya. “Saya mengaku salah dan mohon maaf kepada pemerintah dan polisi,” katanya.
Saat ditangkap, ponsel miliknya itu pun disita aparat sebagai barang bukti. Ia pun sempat mengeluh, akhirnya polisi memberikan handphone baru kepadanya.
“Gimana pak, saya kan nggak kaya, semua sudah disita itu barang-barang saya. ‘Iya nanti kita urus, kamu kan tanggungan negara’. Akhirnya dikasih HP ini, ini dari polisi, baik pak polisi, di sana juga nggak diapa-apain,” pungkasnya. web