Oleh : Laila Yusrina, A.Md (Pemerhati Sosial Dan Masyarakat)
Viral video mahasiswa baru Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan mengaku non-biner (non-binary) alias gender netral, yang kemudian diusir oleh sang dosen. Diketahui video ini diambil saat acara penerimaan mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin. (m.liputan6.com, 22/08/2022).
Para aktivis gender juga buka suara mengenai hal ini dan mendukung dengan sikap mahasiswa yang mengaku non biner tersebut. Mereka menyampaikan bahwa “Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi diminta menjamin keselamatan dan kesehatan mental para mahasiswa yang menyatakan bagian dari kelompok minoritas gender.”
Aktivis dan konsultan gender, Tunggal Pawestri, mengaku takjub dengan keberanian mahasiswa baru di Universitas Hasanuddin, Muhammad Nabil, yang mengungkap identitas gendernya—yang bagi beberapa orang masih dianggap tabu. Ini dianggap tabu lantaran beberapa orang tidak terbiasa dengan kategorisasi kelompok gender non-biner yang dianggap menyimpang. (bbc.com, 25/08/2022)
Pengakuan secara terang-terangan yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut, bahwa dia seorang non-binner, seharusnya membuat kita semakin sadar, kenapa salah satu perilaku yang menyimpang ini semakin eksis ditengah-tengah masyarakat. Dan mirisnya, ini kebanyakan dilakukan oleh para pemuda yang seharusnya mereka adalah penerus bangsa ini.
Semakin Eksis Karena Adanya Pembiaran
Perilaku penyimpangan seksual ini seakan sudah menjadi hal yang lumrah di tengah-tengah masyarakat. Mereka seakan tidak merasa malu dengan sikap yang menyimpang ini. Begitu juga sikap non biner, sama halnya dengan penyimpangan-penyimpangan seksual yang sudah ada sejak dulu seperti LGBT.
Perlu kita ketahui, non biner adalah istilah identitas gender yang tidak merujuk secara spesifik pada salah satu gender seperti perempuan maupun laki-laki. Dalam hal ini, orang non biner akan menentukan identitasnya berdasarkan pola pikir.
Orang non biner adalah seseorang yang akan memandang dirinya tidak dalam gender pria ataupun wanita. Dengan kata lain, kelompok non biner atau genderqueer tidak mengakui jenis kelaminnya secara spesifik, terlepas dari apa pun penampilan fisiknya. (m.liputan6.com, 22/08/2022)
Sikap yang semakin ditunjukan oleh orang-orang yang menyimpang ini adalah salah satu dampak dari paham liberalisme. Dimana dalam paham tersebut diajarkan kebebasan berperilaku tanpa ada batasan aturan. Ditambah lagi adanya pembiaran yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat bahkan negara. Sehingga membuat mereka semakin eksis dengan penyimpangan ini.
Sistem kapitalisme, telah menjadikan keluarga-keluarga muslim, seolah tidak lagi mempunyai tujuan SAMARA, dan tujuan untuk ke Surga Nya bersama-sama, masing-masing bersikap individualisme. Sehingga membiarkan sikap penyimpangan ini jika terjadi di salah satu anggota keluarga, bahkan ada yang sampai mendukung sikap mereka.
Begitu juga di masyarakat. Masyarakat semakin menganggap penyimpangan seksual ini hal yang biasa, karena dianggap mereka punya hak untuk menunjukkan identitas mereka.
Bahkan negara saat ini, membiarkan perilaku penyimpangan seksual tersebut. Yang seharusnya negara adalah yang paling bertanggung jawab terhadap merebaknya perilaku yang menyimpang dari aturan agama ini. Dan negara juga yang paling berhak menerapkan sanksi tegas terhadap rakyat nya jika melanggar aturan.
Karena negara saat ini, menerapkan sistem kapitalisme, sehingga aturan yang dipakai pun aturan dari manusia yang salah satunya berpemahaman liberalisme, yang menjunjung tinggi kebebasan perilaku, hingga melanggar Syariat Nya.
Sistem kapitalisme lah yang menjadikan adanya sikap pembiaran atau tidak peduli terhadap orang-orang yang berprilaku menyimpang ini. Sehingga semakin eksis lah keberadaan mereka.
Dakwah Tanda Cinta
Islam tidak mengenal istilah non-biner. Sejak dulu hanya ada dua jenis manusia di muka bumi yaitu laki-laki dan perempuan. Semua memiliki peran masing-masing, seperti wanita bisa hamil untuk melestarikan keturunan dan laki-laki bertugas mencari nafkah.
Laki-laki dan perempuan memiliki ciri khas masing-masing. Tidak perlu dipaksakan untuk setara. Secara biologis jelas sudah berbeda, demikian pula secara psikologis. Orang yang mengaku non biner sebenarnya tengah mengalami gangguan psikis yang harus diberi penanganan khusus. Jadi bukan dilakukan pembiaran terhadap mereka. Apalagi sampai mendukung sikap mereka.
Sikap pembiaran berarti tidak peduli. Padahal dalam Islam, kezaliman, kejahatan, dan kebatilan dalam bentuk apapun, menjadi kewajiban setiap orang untuk mencegahnya. Dan ini lah salah satu gambaran aktifitas dakwah.
Secara bahasa kata dakwah berasal dari bahasa arab yang artinya merupakan seruan atau ajakan. Sedangkan pengertian dakwah secara syar’i adalah seruan kepada orang lain agar melakukan kemakrufan dan mencegah dari kemunkaran. Usaha mengubah keadaan yang rusak (fasad) & tidak Islami menjadi baik sesuai dengan Islam. Allah SWT berfirman :
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan kesabaran.”
[QS. Al Ashr : 1-3].
Dengan dakwah, kita akan membantu saudara-saudara kita yang berperilaku menyimpang ini. Sehingga mereka tersadarkan bahwa apa yang mereka lakukan bertentangan dengan Syariat-Nya.
Dalam keluarga, Islam mengajarkan kita agar seluruh keluarga melaksanakan ketaatan kepada Allah, sehingga ketika ada anggota keluarga yang berperilaku tidak sesuai dengan Syariat Nya, maka anggota yang lain segera mengingatkan. Begitu juga dalam masyarakat, Islam mengajarkan kita untuk saling mengingatkan satu dengan yang lain dan saling berbuat baik dalam kebaikan. Sehingga jika ada kebathilan ditengah-tengah masyarakat, maka mereka segera mencegahnya.
Bahkan Islam pun mengajarkan kepada kita, bahwa sebuah negara harus paling bertanggjawab dalam menerapkan Syariat Nya dalam kehidupan. Sehingga dengan penerapan itu, maka rakyat akan berbuat atau bertindak berstandarkan hukum syara’ serta pemberian sanksi yang tegas oleh negara sesuai hukum syara’ kepada penyimpangan seksual ini. Sehingga akan memberikan efek jera bagi lainnya agar tidak berbuat yang melanggar hukum syara’.
Inilah gambaran ketika Islam diterapkan secara sempurna dalam kehidupan. Dimana dalam lingkungan keluarga, masyarakat bahkan negara saling mengajak pada ketaatan dan ketaqwaan pada Allah SWT. Mereka berdakwah (mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran) itu tanda bukti cinta dan kasih sayang antar sesama manusia. Sehingga dengan dakwah, maka tidak akan ada lagi perilaku penyimpangan seksual ini.