
JAKARTA – Kenaikan tarif ojek online (ojol) sudah diberlakukan pada 11 September 2022 pukul 00.00. Kenaikan tersebut menyesuaikan dengan keputusan dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite maupun Solar.
WS (36) seorang pengemudi ojek online (ojol) di wilayah Bekasi mengaku tak untung meski tarif angkutan telahengalami penyesuaian imbas kenaikan harga BBM subsidi beberapa waktu lalu.
Pasalnya, akibat kenaikan tarif angkutan ojek online tersebut membuat pelanggan kabur. Adapun, rata-rata kenaikan tarif layanan berkisar Rp1000.
“Sekarang walau harga layanan naik sekitar Rp 1.000, tapi penumpang malah berkurang sekarang,” ujar WS di Bekasi.
Pria asal Medan tersebut mencatat, akibat penurunan jumlah penumpang tersebut membuat pendapatan anjlok hingga 20 persen. “Sekarang sih kerasa banget turunnya pendapatan ya sampai 20 persen, mas,” ungkapnya.
Dia menduga, penurunan pendapatan tersebut dikarenakan penumpang ojol beralih ke moda transportasi umum lainnya maupun kendaraan roda dua pribadi. Menyusul, naiknya tarif angkutan ojek online mengikuti penyesuaian harga BBM subsidi.
“Kan orang pasti milih angkutan lainnya yang murah, bisa juga pakai motor sendiri. Kan BBM juga naiknya tinggi banget,” bebernya.
Dia pun berharap, penerapan kebijakan menaikkan harga BBM subsidi tidak dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Sebab, kenaikan BBM telah memangkas pendapatan hingga membuat harga pangan kian mahal. “Karena kan kalau BBM Naik, pasti semua ikutan naik,” tutupnya.
Sebelumnya, tarif ojek online (ojol) terbaru resmi berlaku Minggu lalu. Para driver ojol mengaku telah menerima pesan dari perusahaan aplikator mengenai penyesuaian tarif tersebut pada dini hari tadi.
“Semalam sudah dapat pengumumannya,” kata Priyo Baskoro Aji, salah satu pengemudi ojol di Jakarta.
Priyo mengaku bersyukur dengan adanya kenaikan tarif ojol ini. Ia mengapresiasi keputusan Kementerian perhubungan (Kemenhub) yang memutuskan menaikkan tarif, dan juga perusahaan aplikator yang merespons dengan cepat kenaikan tersebut.
“Apresiasi yang sebesar-besarnya untuk Kemenhub dan aplikator karena telah mendengarkan aspirasi dari rekan-rekan ojol,” katanya.
Ia berharap kenaikan tarif ini dapat mengkompensasi kenaikan biaya hidup yang merupakan dampak dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM) beubsidi yang diikuti dengan kenaikan harga bahan pokok lainnya.
“Saya selaku driver bersyukur karena kenaikan tarif ini akan berdampak dengan bertambahnya jumlah pendapatan saya. Tapi di lain sisi pasti akan sedikit memberatkan pelanggan karena akan mengeluarkan uang lebih besar dari sebelumnya untuk menggunakan layanan ojol. Semoga ini tidak berdampak terhadap jumlah order kami di lapangan,” tutur Priyo. lp6/mb06