
BANJARMASIN – Warga yang melintas di Jembatan HKSN 1 atau Jembatan Patih Masih dibayangi kekhawatiran, di Kawasan jembatan yang cukup sunyi dan gelap tersebut masih memicu tindak kriminalitas.
Kekhawatiran itu timbul bukan tanpa sebab, pada tanggal 6 Juli 2022, M Fauzi terpaksa dilarikan ke RUSD Anshari Saleh Banjarmasin, karena lelaki 45 tahun asal Kelurahan Kuin Utara itu menderita luka bacok diperut bagian bawah dan lengan sebelah kiri.
Saat melintas di Jembatan Patih Masih dan hendak menuju rumahnya pada dini hari, ia diikuti kemudian diserang oleh orang tak dikenal.
Kemudian, pada tanggal 10 September 2022, di lokasi yang sama, seorang karyawan pabrik plywood atas nama Nova Wardhana, terkena bacokan di lengan kanan dan dada sebelah kiri.
Peristiwa itu dialami lelaki 21 tersebut pada pukul 01.00 Wita saat hendak pulang ke rumahnya, ia beserta rekan melihat segerombolan laki-laki bersenjata tajam tampak berada dioprit jembatan tersebut.
Dugaan, sedang ada keributan dan dari kerumunan itu, seorang lelaki menatap tajam kearahnya. Kemudian mengejarnya sembari menenteng senjata tajam dan tanpa basa-basi melakukan penyerangan.
Alhasil, Nova Wardhana yang saat itu dibonceng, terkena bacokan dan dilarikan ke Rumah Sakit Suaka Insan, lantaran mengalami luka serius.
Dua peristiwa itu, setidaknya adalah peristiwa yang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini dan sungguh peristiwa yang cukup mengerikan.
Adanya dua peristiwa itu juga diketahui Alpian, warga yang tinggal tak jauh dari kawasan jembatan.
“Setelah adanya kabar tindak kejahatan yang terjadi, banyak orang tak berani melintas dan banyak yang memilih melintas di jembatan yang lama,” ucapnya, Senin (12/9) siang.
Ia menduga, rawannya tindak kejahatan yang terjadi, tak terlepas dari minimnya penerangan di kawasan jembatan. Baik di atas jembatan, maupun di oprit jembatan dan berharap penerangan di kawasan tersebut bisa ditambah lagi. “Baik bagian bawah maupun atas jembatan,” harapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala UPT Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum dan Lingkungan pada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarmasin, Cahyadi mengaku sudah mengetahui peristiwa kejahatan yang terjadi di kawasan Jembatan Patih Masih.
Cahyadi juga mengakui bahwa penerangan di kawasan jembatan itu masih kurang, hal itu berdasarkan hasil peninjauan yang dilakukan pihaknya di lapangan.
Berdasarkan analisa pihaknya jarak antara tiang lampu yang satu dengan tiang lampu lainnya terlampau jauh atau lebar. Lalu, daya lampu yang dipakai pun cukup kecil hanya 40 watt. “Idealnya, menurut analisa pihaknya daya yang dipakai mestinya bisa 90 hingga 120 watt,” jelasnya.
Namun sayangnya, dia mengaku belum bisa berbuat banyak, kecuali memberikan masukan ke instansi terkait yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin.
Alasannya, karena untuk ranah pengadaan hingga menambah penerangan di jembatan itu, menurutnya, masih ada di Dinas PUPR Banjarmasin. “Penerangan di sana, sepaket dengan pengerjaan jembatan,” ucapnya.
Kendati demikian, katanya, bukan berarti tak ada yang bisa dilakukan dan saat ini sudah melaporkan hal itu ke Dinas PUPR Banjarmasin.
Lantaran kurangnya penerangan, dianggap memicu terjadinya tindak kejahatan atau kriminalitas di kawasan tersebut, ia juga menjadi bulan-bulanan DPRD Banjarmasin.
Di sisi lain, Cahyadi melihat bahwa ruang atau tempat untuk meletakkan tiang lampu itu sudah ada. Namun, ia mengaku tidak mengetahui mengapa hingga saat ini tiang lampu di kawasan itu belum dipasang atau ditambah.
“Apakah nanti ada pemasangan atau tidak kami tidak tahu, tetapi kami sudah melaporkan hal itu ke Dinas PUPR Banjarmasin,” tekannya.
Sementara jawaban dari Dinas PUPR Banjarmasin, sedang mengkoordinasikannya dengan tim. Secara kedinasan, bukan ranah kami untuk mendesak. “Kami hanya bisa memberikan masukan teknis,” tutupnya. dwi/ani