
Stroke jadi salah satu momok penyakit yang menakutkan. Bisakah pasien stroke sembuh total atau ini malah jadi penyakit pencabut nyawa?
Zicky Yombana, dokter spesialis saraf di Brawijaya Hospital Saharjo, mengatakan pasien stroke bisa pulih dan hidup normal. Namun memang ada beberapa faktor yang membuat pasien meninggal dunia.
“Outcomestroke itu macam-macam, pulang normal atau berpulang, variatif. [Ada faktor] yang menyebabkan perbedaan,” kata Zicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (6/9).
Berikut faktor-faktor yang menentukan pemulihan pasien stroke.
1. Lokasi stroke
Di mana lokasi terjadi stroke? Stroke bisa terjadi pada area otak besar atau daerah batang otak. Jika terjadi di batang otak, derajat keparahannya lebih besar daripada stroke pada area otak besar.
“Stroke kecil di area otak besar relatif enggak bahaya. Tapi stroke sekecil apapun di batang otak, akibatnya bisa lebih parah,” imbuh Zicky.
2. Luas stroke
Baik stroke iskemik maupun stroke hemoragik atau perdarahan, jika semakin luas strokenya, kemungkinan derajat keparahannya semakin berat.
3. Jenis stroke
Ada dua jenis stroke yakni stroke iskemik dan stroke hemoragik (perdarahan). Stroke iskemik akibat penyumbatan pada pembuluh darah, sedangkan stroke perdarahan akibat perdarahan sehingga rembesan darah menumpuk para jaringan otak.
Zicky menjelaskan jika pasien mengalami stroke perdarahan di lokasi yang tidak terlalu bahaya dan mendapat perawatan tepat dengan operasi, peluang pulih atau kembali normal tinggi. Sementara stroke iskemik biasanya tidak ditangani dengan operasi. Pasien diberi terapi untuk menangani sumbatan dan pemulihan bisa lebih lambat.
“Stroke perdarahan kan ada pembuluh darah pecah, [darah merembes], ada darah beku di luar pembuluh. Ibarat selang bocor, ada tumpahan, tumpahan dibersihkan, dilap, selang beres lagi. Kalau selangnya ada mampet, nah mampet yang mana?” jelasnya.
4. Komplikasi
Pemulihan pasien stroke juga berhubungan dengan komplikasi atau penyakit lain yang sudah ada. Zicky berkata saat stroke sepaket dengan darah tinggi, pemulihannya akan lebih cepat daripada stroke yang sepaket dengan hipertensi, diabetes dan kolesterol tinggi.
5. Penanganan
Kecepatan dan ketepatan penanganan stroke menentukan pasien bisa pulih atau tidak. Stroke iskemik yang ditangani kurang dari 4,5 jam bisa pulih dan pasien bisa hidup normal.
“Kalau stroke besar, lokasi perdarahannya luas sampai rembesan darah menekan saluran cairan otak, tensinya tinggi, penanganan terlambat, enggak operasi, tambah ada komplikasi paru, nah ini akhirnya multiple organs failure,” katanya.
Apa penyebab stroke perdarahan?
Secara umum ada beberapa hal penyebab stroke perdarahan. Zicky mengatakan secara umum ada dua penyebab stroke perdarahan yakni, gaya hidup dan aneurisma.
Gaya hidup yang bisa memicu serangan stroke perdarahan antara lain, konsumsi alkohol dan konsumsi obat-obatan pasar yang bebas dikonsumsi tanpa resep dokter misal minum obat nyeri berlebihan.
“Gaya hidup seperti ini memicu kerusakan pembuluh darah sehingga pembuluh darah rawan pecah,” imbuhnya.
Penyebab kedua yakni aneurisma atau gangguan struktur pembuluh darah dari bawaan lahir. Zicky berkata aneurisma ini seperti bom waktu sebab tidak akan menimbulkan gejala sampai pembuluh darah pecah.
Orang dengan kondisi aneurisma bisa mengalami penonjolan atau penggelembungan pembuluh darah. Jika pembuluh darah diibaratkan balon, balon yang semakin lama ditiup akan semakin tipis dan pecah.
Karena tidak menimbulkan gejala, skrining sangat disarankan. Anda perlu berkunjung ke dokter saraf untuk kemudian dicek dengan CTA (Computed Tomography Angiography) dan MRA (Magnetic Resonance Angiography).
“Sayangnya di Indonesia, skrining otak itu enggak populer. Sebaiknya kalau sudah umur 30 ke atas, lakukan brain check up. Ngobrol dengan spesialis saraf [agar nanti dilakukan] pemeriksaan USG pembuluh darah otak, CTA, MRA. Itu biar ketahuan siapa tahu, amit-amit, ada aneurisma belum pecah dan bisa dibereskan,” jelasnya. web/ron