
BANJARMASIN – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr HC dr Hasto Wardoyo SP OG (K) menyebut pasangan usia subur yang ber Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Kalimantan Selatan cukup tinggi sekitar 68 persen,sementara secara nasional hanya 57 persen.
Sebenarnya kesadaran orang Kalimantan Selatan ber Keluarga Berencan (KB) cukup tinggi dan sudah bagus.Pesertaan KB pria dibawah 5 persen dan secara nasional itu juga 5 persen.
Kalau kendala laki-laki alat kontrasepsinya cuma dua yakni kondom dan vasektomi yang isu-isunya kalau pakai vasektomi nafsu seksnya turun itu tidak benar.Ada istri-istri yang juga belum tentu merestuinya, mungkin menganggap suami bekerja lebih berat pada hal bekerja berat tidak apa.
Kalau kondom keluhan utama karena mengurangi kenikmatan, tapi sebetulnya BKKBN ada membuat dari plastik,ada dubuat dari sutra dan usus kelinci jauh lebih humanistik tapi kalau ada HIV bisa tertembus.
“Kalau peran mitra kerja dengan TNI sangat sangat luas biasa,” ujar Hasto usai mengahadiri pencanangan pelayanan bersama mitra PK, TNI dan IBI tingkat Provinsi Kalsel yang dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Ir Roy Rizali Anwar ST MT dihadiri Danrem 101 Antasari Brigjen TNI Rudi Puruwita dan Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel Ir H Ramlan di Galaxy Hotel Banjarmasin, Selasa (6/9) pagi.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Ir Roy Rizali Anwar ST MT mengatakan dengan meningkatnya pelayanan KB, tentunya akan memberikan pemahaman bagi pasangan usia subur untuk mengatur kehamilan dengan cara mencegah usia kehamilan yang terlalu dini, serta jarak kehamilan yang terlalu dekat, dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan memastikan ketercukupan gizi bagi anak.
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kb sebagai salah cara pencegahan stunting hendaknya dapat terus ditingkatkan. melalui pertemuan hari ini komitmen stakeholder dan mitra kerja terkait di kabupaten/kota dalam pelayanan KB harus mampu memberikan penguatan kerangka intervensi yang harus dilakukan dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting. Program KB yang fokus pada kesehatan reproduksi perempuan, tentunya juga harus didukung oleh laki-laki agar program KB tersebut berhasil.
Ini merupakan kolaborasi berbagai pihak, laki-laki juga perlu mengetahui informasi terkait stunting. melalui intensifikasi pelayanan KB di kabupaten/kota ini kehamilan berisiko stunting akan dapat dicegah dan dikurangi sedini mungkin.
“Saya harapkan kemitraan ini dapat berjalan dengan optimal, sehingga target penurunan stunting tahun 2024 sebesar 14 persen dapat dicapai, terlebih lagi untuk menekan angka penurunan stunting di kalsel yang masih cukup tinggi,” ujar Roy.
Sementara, Danrem 101 Antasari Brigjen TNI Rudi Puruwita mengatakan kemitraan TNI dalam hal ini Korem 101 Antasari bekerjasama dengan BKKBN perwakilan provinsi dan kabupaten/kota se Kalsel sampai anggota Babinsa melakukan pendataan pertama melakukan pencegahan dengan cara melakukan penyuluhan bersama BKKBN.
Sehingga tidak melahirkan penambahan stunting baru dan melakukan penurunan angka stunting, paling tidak lihat perkembangannya dalam 6 bulan sampai 1 tahun.” Program bapak asuh anak stunting seluruh prajurit saya himbau menjadi bapak asuh sehingga kita bisa membantu anak stunting,” ujarnya.rds