BANJARMASIN – Kondisi air Sungai Martapura makin mengkhawatirkan. Ini berdasar temuan dari Tim Ekspedisi Sungai Nusantara bahwa Sungai Martapura didominasi mikroplastik dan rendahnya kadar oksigen dalam air.
Tim Ekspedisi Sungai Nusantara ini dimotori dua peneliti, Amiruddin Muttaqin dan Prigi Arisandi. Dengan menggunakan sepeda motor, kedua petualang ini telah menyambangi 68 sungai di Indonesia. Dari Sumatera, Kalimantan hingga Papua sejak melakoni perjalanan darat pada 1 Maret 2022 lalu.
Kegiatan susur Sungai Barito, Sungai Martapura dan Sungai Kuin yang merupakan jaringan sungai terbesar di Banjarmasin, dilakoni Amiruddin dan Prigi dari Ecoton dengan meriset kedua sungai di Kalsel, Kamis (1/9).
Bertolak dari dari Siring Patung Bekantan, Banjarmasin, Amiruddin dan Prigi pun mengajak awak media untuk mengambil sampel di Sungai Martapura dengan menaikkan kelotok.
“Kami berkolaborasi dengan Telapak Badan Teritori Kalimantan, Banjarmasin merupakan kota ke-31 yang kami kunjungi di Indonesia,” ucap Prigi Arisandi, sapaan akrab peneliti dari Tim Ekspedisi Sungai Nusantara kepada awak media di Banjarmasin, seperti dikutip jejakrekam.com, kemarin.
Dari hasil sampel ikan yang diambil Tim Ekspedisi Sungai Nusantara, Prigi Arisandi mengungkapkan bahwa sungai-sungai di Banjarmasin telah terkontaminasi mikroplastik.
“Kami juga menemukan minimnya sarana pengolahan limbah domestik, akibatnya ditemukan kontaminasi mikroplastik di sungai-sungai besar yang ada di Banjarmasin ini. Dari hasil sampel ikan ditemukan mengandung mikroplastik,” beber Prigi Arisandi.
Menurut dia, ada ancaman baru di daerah aliran Sungai Martapura, Sungai Barito dan Sungai Kuin, bahkan sungai-sungai lainnya. Ini karena kontaminasi mikroplastik sudah masuk dalam air dan ikan. Tak hanya temuan mikroplastik, Tim Ekspedisi Sungai Nusantara juga menemukan rendahnya oksigen dalam air.
“Rata-rata oksigen air yang ada di Banjarmasin hanya 1,5 mg/liter, sementara untuk kebutuhan ikan memerlukan oksigen 3 mg/liter, dan standar air minum 4 mg/liter, sungai di Kalsel khususnya Banjarmasin jauh dari bawah standar baku mutu,” beber Prigi.
Menurut dia, rendahnya oksigen dalam air dan terkontaminasinya sungai oleh mikroplastik, menjadi ancaman bagi masyarakat. Itu ketika mereka mengonsumsi langsung maupun menjadikan air sungai menjadi bahan baku air minum.
“Apabila mikroplastik dan rendahnya oksingen masuk ke dalam tubuh. Jelas dapat mengganggu sistem hormon reproduksi, hormon metabolisme, diabetes melitus pada manusia,” kata Prigi. jjr