Oleh : Elsa Suryani (Mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
enurut Kementrian Pendidikan Nasional (2010), budaya sekolah atau dikenal dengan kultur sekolah merupakan suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota sekolah.
Kultur sekolah merupakan bentuk kesepakatan bersama yang digunakan dalam menjalani kehidupan secara bersama dan diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah sehingga dapat menghasilkan lulusan yang cerdas dan berkarakter baik. Perilaku ini berlandaskan pada semua hal yang telah ditanamkan melalui nilai, norma, kepribadian anak, keyakinan, ideologis, visi-misi sekolah, keramahtamahan dalam sosialisasi, adalah dasar yang harus dijaga dan dikembangkan.
Kultur sekolah diyakini memiliki dampak yang sangat besar dalam produktivitas kerja yang baik pada tiap individu dan unit kerja sekolah. Oleh sebabitu, sekolah memerlukan konektivitas yang bersinergi dengan antarwarga sekolah dalam hal yang positif sehingga dapat memperbaiki kualitas sekolah. Oleh karena itu, untuk memperbaiki kualitas sekolah perlu dilakukan melalui sentuhan budaya sekolah terlebih dahulu jika mutu pendidikan ingin diperbaiki.
Pemerintah berusaha menformulasikan kembali konsep pendidikan nasional dengan tujuan pembangunan dan Pendidikan karakter bangsa. Pendidikan karakter merupakan usaha yang dibentuk dan dilaksanakan dengan sistematis dalam menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berkaitan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran sikap, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Setiap sekolah pasti memiliki kultur sekolah, begitu juga SD Negeri 31 Dompu merupakan salah satu instansi pendidikan yang terletak di Desa Karamabura, Kec. Dompu, Kab. Dompu, prov. Nusa Tenggara Barat. Sebagai sebuah institusi Pendidikan, SDN 31 Dompu tentu saja memiliki kultur sekolah yang dapat membentuk karakter siswa. SD Negeri 31 Dompu membentuk karakter siswa melalui implementasi kultur-kultur sekolah. Adapun nilai-nilai utama (core value) yang ditanamkan yaitu: 1) nilai berprestasi, 2) nilai kedisiplinan, 3) nilai kebersihan, 4) nilai religi, dan 5) nilai pendukung.
Kultur yang menciptakan siswa yang memiliki nilai berprestasi, dilaksanakan melalui berbagai usaha antara lain melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa, mengembangkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya peningkatan prestasi, melestarikan dan mengembangkan olahraga,seni, dan budaya. Contoh penerapannya yaitu mengikuti kegiatan gerak jalan dalam rangka memeriahkan HUT RI tiap tahun. SD Negeri 31 Dompu juga pernah meraih juara I dalam lomba qasidah SD tingkat Kabupaten Dompu.
Kultur dengan nilai kedisiplinan, SD Negeri 31 Dompu berusaha membentuk siswa yang disiplin melalui beberapa kultur sekolah salah satunya hadir disekolah tepat waktu sesuai yang tertera pada tata tertib sekolah. Selain itu, guru juga harus memberikan contoh mengenai sikap disiplin, dimana guru harus hadir lebih awal dari siswa, masukdan keluar kelas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kultur disiplin lainnya yang saya temukan di SD Negeri 31 Dompu yaitu sebelum masuk kelas siswa diharuskan untuk berbaris didepan kelas, kemudian beberapa kelas memiliki aturan sebelum masuk kelas siswa harus melepas sepatu dan siswa memiliki kewajiban untuk merapikan sepatu miliknya.
Nilai kebersihan, dapat diciptakan melalui beberapa cara termasuk menyiapkan tempat sampah pada tiap kelas dan sudut halaman dan disertai dengan poster-poster pendukung yang menganjurkan untuk membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, guru juga harus dapat memberikan contoh yang baik bagi siswa dalam hal kebersihan. Berdasarkan pada peraturan sekolah juga telah dijelaskan bahwa siswa harus menggunakan seragam yang rapi dan bersih.
Nilai religi, kultur sekolah yang mendukung adanya siswa yang berkarakterreligi yaitu dengan diadakannya kegiatan IMTAQ (Iman dan Taqwa) yaitu kegiatan yang diisi dengan ceramah maupun pembacaan ayat-ayat al-quran oleh para siswa. Selain itu, kultur religi juga diwujudkan dalam pembacaan doa sebelum belajar, maupun sebelum melakukan kegiatan apapun
Program lainnya yang merupakan kultur sekolah yaitu rutin melaksanakan kegiatan upacara bendera setiap hari senin pagi sebagai salah satu usaha untuk membentuk karakter siswa yang berjiwa nasionalisme dan dapat bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan kegiatan upacara. Selain itu, SD Negeri 31 Dompu juga melaksanakan upacara peringatan hari besar nasional, seperti peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, hari sumpah pemuda, hari pahlawan, hari kesaktian Pancasila, hari guru, dan masih banyak lagi.
Nilai-nilai yang dianut oleh warga sekolah tempat penelitian ini tercermin dalam sikap dan interaksi yang terjadi antara siswa dengan siswa, guru dengan guru, dan semua warga sekolah yang terlibat. Sikap dan interaksi terjalin dengan baik dan terlihat rasa kekeluargaan sangat menonjol. Hal tersebut sangat mendukung terciptanya siswa yang berkarakter baik dan dapat diterima oleh masyarakat. Nilai-nilai yang anut warga sekolah dapat diintegrasikan dalam pembelajaran berbagai bidang studi dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa karena mereka memahami, menginternalisasi, dan mengaktualisasikannya melalui poses pembelajaran. Dengan demikian, nilai-nilai tersebut dapat terserap secara alami lewat kegiatan sehari-hari.
Berdasarkan hasil pengamatan serta berdasarkan wawancara dengan pihak sekolah, secara keseluruhan siswa dapat mematuhi tata tertib yang ada, meskipun masih terdapat sedikit pelanggaran yang dilakukan beberapa siswa. Hukuman yang diberikan disesuaikan dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan siswa. Semakin berat pelanggaran yang dilakukan, maka hukuman yang diberikan akan semakin berat juga dan begitupun sebaliknya. Rata-rata pelanggaran yang dilakukan siswa tergolong ke pelanggaran ringan, seperti datang terlambat.
Oleh karena itu, pihak sekolah harus memperhatikan kultur dalam sekolah yang harus terus dikembangkan sehingga dapat menciptakan siswa-siswa yang berkarakter baik. Semua anggota sekolah diwajibkan untuk melaksanakan segala kultur sekolah, agar guru maupun anggota lainnya dapat dijadikan contoh oleh para siswa.